Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perusahaan Sandiaga Uno Tekor Rp6,01 Triliun, Nasib Sederet Saham Investasi Saratoga Ternyata...

Perusahaan Sandiaga Uno Tekor Rp6,01 Triliun, Nasib Sederet Saham Investasi Saratoga Ternyata... Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan investasi milik Sandiaga Salahuddin Uno (Sandiaga), yakni PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp6,01 triliun pada kuartal pertama tahun 2020.

Dilansir dari laporan keuangan Q1 2020 yang dipublikasikan perusahaan, SRTG mengalami kerugian bersih atas investasi pada saham dan efek ekuitas dengan nilai sebesar Rp5,90 triliun. Angka yang fantastis jika dibandingkan kinerja tahun lalu, di mana SRTG mampu mengantongi keuntungan investasi hingga Rp1,39 triliun.

Baca Juga: Trio Saham Paling Babak Belur: BRI, Mandiri, dan BCA Dikuras Habis Sampai Ratusan Miliar Rupiah!

Berdasarkan penelusuran redaksi WE Online, SRTG menginvestasikan dana di sejumlah saham besar, mulai dari PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA), PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX), hingga PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII). 

Lantas, seperti apa nasib saham-saham tersebut sepanjang perdagangan bursa sesi pertama pada Rabu (13/05/2020) siang ini? Berikut adalah rangkuman data perdagangan dari keenam saham emiten yang menjadi ladang investasi bagi SRTG.

Baca Juga: Astaga Tuhan, Perusahaan Milik Sandiaga Uno Ruginya Sampai Triliunan Rupiah

1. PT Adaro Energy Tbk (ADRO)

Saham ADRO bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah sepanjang sesi pertama hari ini dengan jangkauan gerak mulai dari level terendah di Rp970 per saham hingga level tertinggi d Rp1.020 per saham. Pada jeda siang, saham ADRO berakhir dengan apresiasi 1,00% di level Rp1.020 per saham. Akumulasi beli atas saham ADRO hingga akhir sesi pertama mencapai Rp696,91 juta.

2. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG)

Jika ADRO fluktuatif, saham TBIG justru bergerak di zona merah sepanjang perdagangan sesi pertama dengan jangkauan mulai dari level terendah di Rp1.035 per saham hingga level tertinggi di Rp1.090 per saham. Sampai dengan penutupan sesi pertama, saham TBIG tak mampu bangki ke zona hijau dan berakhir dengan koreksi 5,00% ke level Rp1.045 per saham. Koreksi itu diikuti dengan tingginya aksi jual saham dengan net sell mencapai Rp4,54 miliar.

Baca Juga: 6 Perusahaan Penting Ini Ternyata Milik Sandiaga Uno, Lho! Gak Main-main Keuntungannya!

3. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA)

Saham berikutnya adalah MDKA yang terpantau juga bergerak fluktuatif dengan kecenderungan tertekan. Sepanjang sesi pertama, saham MDKA bergerak dalam jangkauan mulai dari level terendah di Rp1.155 per saham hingga level tertnggi di Rp1.185 per saham. Saat jeda siang, saham MDKA stagnan pada level Rp1.175 per saham dengan nilai akumulasi beli sebesar Rp1,13 miliar.

4. PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA)

Meski sempat berada di zona merah, pergerakan saham NRCA terbilang ekspansif ke Utara dengan jangkauan mulai dari level terendah di Rp282 per saham hingga level tertinggi di Rp298 per saham. Menutup sesi I, saham NRCA berakhir dengan apresiasi 2,76% ke level Rp298 per saham dengan nilai akumulasi jual bersih sebesar Rp18,56 juta.

5. PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX)

Berbeda dengan NRCA, saham MPMX justru nampak sangat tertekan di zona merah dengan capaian level terendah di Rp515 per saham dan capaian level tertinggi di Rp535 per saham. Bahkan, saham MPMX harus terkoreksi hingga 2,80% ke level Rp520 pada akhir sesi pertama. Nilai jual bersih atas saham MPMX mencapai Rp313,97 juta.

6. PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII)

Tak jauh lebih baik daripada MPMX, saham AGII juga harus bertahan di zona merah sepanjang perdagangan sesi pertama. Saham AGII bergerak mulai dari level terendah di Rp394 per saham hingga level tertinggi di Rp400 per saham. Menutup sesi I, saham AGII tertekan 0,50% ke level Rp398 per saham dengan akumulasi beli bersih sebesar Rp893 juta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: