Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Begini Kisah Dokter Arab yang Siaga Bantu Penanganan Pandemi Corona di Israel

Begini Kisah Dokter Arab yang Siaga Bantu Penanganan Pandemi Corona di Israel Kredit Foto: Twitter/@HananyaNaftali
Warta Ekonomi, Yerusalem -

Setelah tujuh minggu berada dalam keadaan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB), jumlah perebakan virus corona di Israel, seperti di banyak negara lain, terlihat mengecil. 

Pada hari Senin (11/5/2020), di negara berpenduduk sembilan juta orang itu lebih dari 250 orang meninggal dan jumlah infeksi baru menurun dengan cepat. Tidak seperti perang lainnya di Israel, di mana pasukannya berada di barisan terdepan, kali ini sistem medis yang memimpin di garis depan, dan warga Arab Israel merupakan bagian dari barisan itu. 

Baca Juga: Gara-gara Pandemi Corona, Israel Pinjamkan 230 Juta Dolar AS pada Palestina

Warga Arab Israel menonjol dalam bidang medis dan banyak yang mengatakan peran mereka dalam krisis yang kini berlangsung bisa mengisyaratkan adanya perubahan dalam masyarakat Israel.

Para staf medis yang memakai masker mempersulit pasien Covid 19 untuk berhubungan secara pribadi dengan dokter dan perawat mereka. Oleh karena itu, para staf medis memakai stiker pada gaun yang menunjukkan wajah penuh mereka --dan nama, baik dalam bahasa Yahudi maupun Arab.

Dokter-dokter Arab Israel mengatakan bahwa mereka selalu merasa setara dan dihormati di rumah sakit. Kini mereka berharap itu akan meluas ke seluruh Israel. 

Dr. Ahmed Naama, dokter Arab Israel yang menjabat sebagai kepala Unit Gawat Darurat, Rumah Sakit Hadassah, mengatakan, “Jadi sekarang, semua media di seluruh Israel, di seluruh dunia menunjukkan siapa yang berada di garis depan, kan? Dokter bagian gawat darurat, misalnya, kami ada di garis depan. Dokter-dokter Arab dan Yahudi selalu ada di sana, tetapi sekarang, karena krisis global, seperti iklan, mereka ada di mana-mana. Jadi, saya pikir kesadaran telah meningkat dalam periode ini.”

Dr. Naama merasa sangat nyaman dalam masyarakat Israel tempat dia dilahirkan. Tetapi warga negara Arab Israel lainnya, yang merupakan 21 persen dari populasi Israel, mengeluhkan adanya diskriminasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: