Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Trisula Akui Terpapar Dampak Covid-19

Trisula Akui Terpapar Dampak Covid-19 Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Trisula International Tbk (TRIS) yang merupakan integrated apparel provider berhasil membukukan peningkatan penjualan pada tahun 2019 setelah menyelesaikan akuisisi PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL). Perseroan mencatatkan penjualan bersih Rp1,48 triliun, meningkat 6% dari Rp1,40 triliun pada tahun sebelumnya.

 

“Kami juga bersyukur di tahun 2019 telah menuntaskan rights issue dan akuisisi PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL), sehingga bisa segera mewujudkan konsolidasi dan sinergi di Trisula Group di masa yang akan datang,” papar Santoso Widjojo, Direktur Utama TRIS.   

 

Meski begitu, Santoso mengungkapkan jika memang pandemi Covid?19 ini akan berdampak pada bisnis Perseroan sehingga hasil dari konsolidasi dan sinergi tersebut kemungkinan masih belum akan terwujud secara maksimal pada tahun ini. "Perseroan sedang menganalisa ulang proyeksi tahun ini dengan mengkaji dampak pandemi tersebut terhadap kinerja Perseroan,” ungkapnya.

 

Baca Juga: Pemerintah Andalkan Trisula Kebijakan Melawan Covid-19

 

Menurutnya, dengan adanya konsolidasi dengan BELL, pangsa pasar TRIS di tahun 2019 berimbang antara penjualan domestik dan ekspor, di mana 51% penjualan di pasar domestik dan 49% lainnya di pasar ekspor. Sejalan dengan kenaikan penjualan bersih, beban pokok penjualan Perseroan di tahun 2019 juga megalami kenaikan sebesar 7% dibandingkan beban pokok penjualan tahun 2018. 

 

Namun Perseroan masih dapat membukukan laba bruto sebesar Rp348,66 miliar, mengalami pertumbuhan sebesar 2,4% bila dibandingkan dengan tahun 2018. Pengelolaan biaya (cost control) yang dilakukan sepanjang tahun 2019 mengakibatkan beban usaha TRIS tahun 2019 hanya naik 1,3% dibandingkan tahun sebelumnya sehingga

laba usaha dapat naik sebesar 5,6%. 

 

Kemudian, laba sebelum pajak Perseroan juga naik sebesar 14,1%. Semua pertumbuhan ini merupakan indikasi awal keberhasilan strategi Perseroan mengkonsolidasikan bisnis tekstil dan garmen Trisula Group. Namun, dikarenakan adanya beban pajak tangguhan pada tahun 2019, serta adanya efek penyesuaian performa atas laba neto tahun?tahun berjalan yang berasal dari transaksi akuisisi BELL, maka laba neto secara konsolidasi di tahun 2019 menurun sebesar 14,3% dibandingkan tahun 2018.

 

Dalam rangka menanggapi dan memenuhi permintaan pasar pada masa pandemi Covid?19 ini, TRIS dan Entitas Anak telah memproduksi dan memasarkan Produk APD baju hazmat dan masker non medis. Kedua produk ini dibuat menggunakan bahan kain woven polyester yang merupakan hasil produksi BELL. Bahan kain tersebut telah tersertifikasi Standard 100 dari Oeko?Tex, dilengkapi dengan anti?microbial berlabel “silverplus protection” yang sudah tersertifikasi Bluesign Approved dan Oeko?Tex, serta memiliki fitur water?repellent dengan label “bionic finish eco” yang sudah tersertifikasi Bluesign Approved. 

 

APD baju hazmat dan masker non medis tersebut dijahit dan diproduksi oleh PT Trisco Tailored Apparel Manufacturing dan PT Trimas Sarana Garment Industry yang merupakan anak usaha dari TRIS. Masker non medis ini dapat digunakan kembali dengan maksimal 30 kali pencucian normal, dan untuk APD baju hazmat hingga 25 kali pencucian normal.

 

Baca Juga: Perusahaan Punya Orang Terkaya Nomor 3 di Indonesia Siapkan Bahan Baku untuk Masker dan APD

 

TRIS bersama Trisula Group juga menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk berkontribusi membantu pemerintah menangani Covid?19 dengan menyumbangkan produk Alat Pelindung Diri (APD) non medis berupa 100.000 masker non medis dan 5.000

potong APD baju hazmat.

 

“Saat ini kami turut membantu pemerintah dalam persediaan produk APD. Kami telah mulai produksi masker non medis dan APD baju hazmat ini sejak awal April. Kami harap kami dapat membantu dalam penanggulangan Covid?19 dan semoga ancaman virus ini dapatcepat berlalu,” ujar Santoso.

 

“Sebagai integrated apparel provider kami akan terus mencari peluang dan memperluas pasar dalam negeri maupun luar negeri dengan fleksibilitas, kecepatan produksi, dan kualitas tinggi. Serta berupaya mengembangkan produk kami untuk lebih kompetitif sebagai produsen garmen internasional,” tutup Santoso.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: