Lama Tutup Gegara Corona, Starbucks Bakal Buka Lagi 85% Tokonya, Tapi Ada Syaratnya!

Warta Ekonomi, Jakarta -

Waralaba kopi asal Amerika Serikat (AS) Starbucks dikabarkan berencana membuka kembali 85% tokonya di AS. Namun tetap saja pembukaan gerai ini diikuti dengan syarat ketat terkait virus corona yang masih mewabah.

Seperti meningkatkan pesanan online, pengambilan pesanan tanpa kontak fisik, hingga pembayaran nontunai. Hal ini dilakukan untuk mendukung kebijakan lockdown yang masih berlaku selama pandemi virus corona.

Bos Starbucks, sang CEO Kevin Johnson mengatakan bahwa pesanan melalui aplikasi Starbucks akan ditingkatkan. Seperti menambah fitur pesanan melalui pesan suara dan antar jemput di pinggir jalan.

Baca Juga: Jadi Kopi Paling Bergengsi, Sosok di Balik Suksesnya Starbucks Ternyata Dulu Hanya Anak Miskin

"Kami juga akan beralih ke transaksi tanpa uang tunai, mengetahui bahwa penggunaan uang tunai mengkhawatirkan konsumen tentang penyebaran virus Corna," kata Johnson.

Padahal para pakar kesehatan telah memperingkatkan bahaya membuka kembali perekonomian terlalu cepat. Hal ini dapat menyebabkan lonjakan kematian COVID-19. Padahal sudah lebih dari 1,4 juta orang AS dilaporkan positif terkena virus dan lebih dari 85.000 meninggal dunia.

Namun tetap saja hal itu tidak menghentikan rencana Starbucks untuk membuka gerainya kembali. Sebelumnya Starbucks telah membuat 80% pesanan mereka lebih banyak melalui aplikasi drive-through atau mobile, bahkan sebelum pandemi.

Starbuks akan menjadi perusahaan kopi pertama yang membuka kembali bisnisnya setelah terpaksa tutup demi menghentikan penyebaran virus corona. Perlahan-lahan, ekonomi di AS bakal dibuka dan pebisnis mulai mengumumkan akan kembali beroperasi.