Kacau! Tentara Israel Tewaskan Remaja Palestina dengan Luka Tembak di Kepala

Warta Ekonomi, Hebron -

Tentara Zionis Israel pada Rabu menembak mati seorang remaja Palestina berusia 15 tahun di kamp pengungsi Al-Fawwar, Hebron, Tepi Barat. Korban ditembak di bagian kepala ketika pasukan Zionis menggerebek kamp pengungsi untuk menangkap seorang remaja terkait insiden pelemparan batu.

Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan remaja yang ditembak mati bernama Zaid Qaysia, 15. "(Korban) tewas oleh peluru tajam di kepalanya yang ditembakkan oleh tentara Israel di kamp Al-Fawwar," kata kementerian tersebut seperti dikutip Middle East Monitor, Kamis (14/5/2020).

Baca Juga: Militer Zionis Geram dan Mulai Buru Pelaku Pelemparan Batu yang Tewaskan Tentaranya

Empat warga Palestina lainnya terluka dalam serangan itu.

"Orang-orang Palestina terluka dengan peluru tajam, satu di perut dan yang lainnya di dada, dan sisanya di tungkai bawah," lanjut Kementerian Kesehatan Palestina.

Sejumlah sumber lokal mengatakan para pemuda di kamp pengungsi memprotes ketika para tentara Zionis menyerbu kamp dan mengumbar tembakan dengan peluru tajam.

Abdelfattah Najjar, seorang warga Al-Fawwar yang juga tetangga Qaysia, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa lusinan tentara Israel memasuki kamp untuk menangkap seorang remaja terkait insiden pelemparan batu terhadap pasukan Zionis.?

"Beberapa tentara menempatkan diri di atap rumah, dan Zaid (Qaysia) berada di atap rumahnya mengawasi mereka ketika dia tertembak," kata Najjar.

Qaysia dilarikan ke rumah sakit setempat tempat dia dinyatakan meninggal dan kemudian dimakamkan. Pemakamannya di kamp itu dihadiri oleh ribuan orang Palestina, yang meneriakkan slogan-slogan menentang pendudukan Israel.

Penembakan itu terjadi sehari setelah seorang tentara pendudukan Israel tewas setelah sebuah batu menghantam kepalanya selama operasi untuk menangkap warga Palestina asal Yabed.

Pasukan Israel mengatakan pihaknya mengetahui laporan tentang seorang remaja Palestina tewas tertembak dan sejumlah warga Palestina terluka, tetapi menolak berkomentar lebih lanjut.