Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Terpukul Corona, Penyaluran Pinjaman Akseleran Merosot

Terpukul Corona, Penyaluran Pinjaman Akseleran Merosot Kredit Foto: Akseleran
Warta Ekonomi, Jakarta -

Jelang Lebaran, efek dari Covid-19 membuat penyaluran pinjaman usaha Akseleran mengalami penurunan sekitar 30-40%.

"Jadi, dari penyaluran pinjaman usaha memang ada sedikit penurunan akibat Covid-19 dan belum ada perubahan secara signifikan dari sektor usaha. Namun, kami bersyukur kepercayaan pemberi pinjaman cenderung meningkat sejalan dengan masih stabilnya tingkat gagal bayar di Akseleran yang akan kami jaga tetap di bawah 1% hingga akhir 2020," ujar Ivan Tambunan, CEO & Co-Founder Akseleran, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (14/5/2020).

Untuk sektor usahanya, Ivan mengungkapkan, Akseleran sebagai platform peer-to-peer (P2P) lending yang menyalurkan pinjaman produktif banyak bermain di sektor infrastruktur, pertambangan, logistik, dan perdagangan.

Baca Juga: Jelang Lebaran, Lender Akseleran Berbondong-bondong Guyurkan Dana

"Di tengah Covid-19 ada peningkatan permintaan pinjaman di sektor kesehatan, seperti pengadaan rapid test atau disinfektan maupun di sektor logistik atau trading terkait distributor sembako. Khusus selama Ramadan tahun ini, kami tidak terlalu terdampak karena Akseleran merupakan P2P lending sektor produktif. Hanya biasanya dari produsen atau distributor kue-kue kering atau produk menjelang Lebaran meningkat juga permohonan pinjamannya," jelas Ivan.

Dalam hal penyaluran pinjaman usaha saat pandemi Covid-19, dia mengungkapkan, Akseleran lebih ketat melakukan asesmen pinjaman agar tingkat gagal bayar oleh peminjam tidak meningkat.

Menurut Ivan, langkah tersebut sejauh ini berhasil mempertahankan kestabilan tingkat gagal bayar Akseleran yang mencapai 0,69% dari total penyaluran pinjaman usaha pada pertengahan Mei atau turun 0,05% dibandingkan pertengahan bulan sebelumnya.

Meski begitu, nilai pendanaan di Akseleran memperlihatkan tren positif dibandingkan tahun lalu. Setidaknya hingga akhir Maret 2020, terjadi kenaikan pendanaan hingga sebesar 30% atau mencapai hampir Rp200 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Ivan mengatakan bahwa dari sisi volume, kontribusi pendanaan oleh pendana ritel terbesar masih berasal dari rentang usia 35-54 tahun yang mencapai 41%, sedangkan dari sisi jumlah pendana, kontribusi terbesar berasal dari rentang usia 21-34 tahun yang mencapai 70,5%.

Menurutnya, tren positif ini masih tetap terjaga hingga Lebaran tiba seiring dengan para pendana ritel akan menerima Tunjangan Hari Raya (THR) di pertengahan Mei sehingga akan ada dana tambahan untuk dipinjamkan melalui Akseleran.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: