Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kasus Meninggal Akibat Virus Corona Secara Global Tembus 300 Ribu Pasien, AS dan Inggris di Pucuk

Kasus Meninggal Akibat Virus Corona Secara Global Tembus 300 Ribu Pasien, AS dan Inggris di Pucuk Kredit Foto: Reuters/China Daily
Warta Ekonomi, Jakarta -

Amerika Serikat (AS) dan Inggris, disusul Italia, Spanyol dan Prancis, mencatat jumlah korban meninggal akibat penyakit Covid-19 yang tertinggi di dunia, pada Jumat (15/5/2020).

Adapun jumlah total yang dikonfirmasi meninggal di dunia melebihi 300.000 jiwa, sementara yang dinyatakan sembuh tercatat 1,5 juta pasien, demikian himpunan data Universitas Johns Hopkins pada Jumat (15/5/2020).

Baca Juga: Ya Tuhan! Prancis Susul Spanyol dalam Data Pasien Meninggal Akibat Virus Corona

Dalam catatannya, Universitas Johns Hopkins --yang mulai mengumpulkan data tidak lama setelah wabah terjadi di China akhir tahun lalu-- mengatakan, di seluruh dunia ada lebih dari 4,4 juta kasus yang dikonfirmasi.

Temuan secara global menurut Universitas John Hopkins, ada lima negara dengan jumlah kematian tertinggi saat ini, hingga Jumat dini hari WIB yakni Amerika Serikat (AS) --lebih dari 85.000 jiwa (menurut Johns Hopkins), Inggris dengan 33.614 jiwa (menurut Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial), Italia 31.368 jiwa (Badan Perlindungan Sipil), Prancis 27.425 jiwa (otoritas kesehatan), Spanyol dengan lebih dari 27.300 jiwa (menurut Johns Hopkins).

Namun demikian, para ilmuwan menunjukkan bahwa perbandingan secara global sulit dilakukan, karena setiap negara memiliki perhitungan kematian yang berbeda.

Mereka mengatakan gambaran yang lebih lengkap secara global hanya dapat terungkap dalam jangka waktu yang lebih lama.

Satu dari 400 orang Inggris terinfeksi Covid-19, ungkap survei

Sementara itu, hasil survei terbaru di Inggris mengungkapkan, satu dari 400 orang di negara itu telah terinfeksi virus corona.

Survei dilakukan terhadap 11.000 orang di rumah tangga. Mereka diminta untuk melakukan tes swab selama dua minggu hingga 10 Mei lalu.

Hasil survei ini mengindikasikan ada sekitar 148.000 orang di Inggris saat ini dapat terinfeksi virus corona -0,27 persen dari populasi.

Temuan ini dapat membantu otoritas terkait untuk menghitung tingkat penularan dari virus dan apakah melacak kontak orang yang terinfeksi layak untuk dilakukan.

Survei ini akan diperluas dari waktu ke waktu untuk menguji 25.000 orang di rumah di empat wilayah di Inggris.

Sebanyak 5.000 rumah tangga yang sudah diuji dalam survei ini tidak termasuk pasien rumah sakit atau orang yang tinggal di rumah perawatan, di mana tingkat Covid-19 cenderung jauh lebih tinggi, ungkap Kantor Statistik Inggris.

Hanya 33 dari 11.000 orang --di dalam 30 rumah tangga-- yang dinyatakan positif dalam survei ini.

Pekerja kesehatan atau perawat di dalam rumah tangga tersebut kemungkinan lebih besar terinfeksi daripada pekerja di sektor lain.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: