Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wakil Ketua PWI Jaya Ingatkan, Clickbait Bikin Pembaca Kecewa

Wakil Ketua PWI Jaya Ingatkan, Clickbait Bikin Pembaca Kecewa Kredit Foto: WE
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bekerja dari rumah atau work form home (WFH) saat pandemi tidak lantas membuat para pekerja atau entrepreneur menjadi santai. 

WFH sejatinya melakukan aktivitas yang sama ketika pandemi belum mendera. Semangat bekerja di rumah atau di kantor memiliki esensi yang sama, khusunya bagi para jurnalis yang tak termasuk lingkup Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal tersebut setidaknya yang dilakukan oleh Wakil Ketua PWI Jaya bidang kelembagaan yang juga entrepreneur cantik Amy Atmanto.

Mantan jurnalis istana sebuah stasiun TV yang juga salah satu Best Indonesian Desainer ternama ini dalam beberapa pekan terakhir sejak dilaksanakannya PSBB terlihat sering mondar mandir dilayar medsos untuk berbagi ilmu sebagai nara sumber. 

Saat didapuk sebagai pemateri melalui aplikasi Zoom dalam acara Orientasi Wartawan ke-5/2020 yang dilaksanakan oleh PWI JAYA dan diiikuti oleh 26 jurnalis muda dari berbagai media, Amy kembali mengingatkan bahwa pentingnya penulisan berita yang selalu berdasarkan fakta akurat dan melalui proses double check. 

"Selain menghadirkan informasi dengan baik dan benar, Jurnalis juga harus memahami kode etik jurnalistik dan tidak mengabaikan unsur 5W + 1H yaitu what, where, when, who, why dan how agar tak terjerat masalah," ujar Amy sang penerima Kartini Award bidang sosial dari Ibu Negara Ani Yudhoyono atas dedikasinya memberikan pelatihan softskill gratis bagi tuna rungu & kaum marginal. Pasalnya, menurut Amy saat ini penulisan di media online sedang marak dengan clickbait yaitu trick membuat judul yang sensasional agar pembaca tertarik, penulisan berita berseri, penulisan berita dengan sumber sosmed dan blog pribadi.

Amy menilai, saat ini masih sering dijumpai jurnalis atau penulis yang kerap membuat judul heboh tapi tidak memiliki makna yang sama dengan isi dari berita yang dibuatnya. Ia pun kembali menekankan pentingnya jurnalis memperhatikan unsur cara penulisan yang akurat, baik, benar, seimbang dan selalu double check.

“Udah seru-seru penasaran ingin tahu informasinya lebih dalam, taunya isinya beda, yah... pembaca kecewa,” ujar Amy. "Sepatutnya, berita itu yang menarik, sarat isi dan informasi yang benar."

Ia juga mengingatkan agar para jurnalis pemula terus memperkaya ilmu jurnalistik mengingat dunia digital begitu cepat berkembang. 

"Selain mengantisipasi kehadiran robot yang mungkin saja merajai era revolusi industri, entah apalagi yang akan muncul setelah hoax dan deepfake. Nantinya jika kita sudah baik pun harus lebih baik lagi," pungkasnya.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Sufri Yuliardi
Editor: Sufri Yuliardi

Bagikan Artikel: