Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bos Danareksa Kasih Bocoran Produk Investasi yang Bisa Cuan di Tengah Pandemi

Bos Danareksa Kasih Bocoran Produk Investasi yang Bisa Cuan di Tengah Pandemi Kredit Foto: Freepik
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bos Danareksa Investment Management (DIM) Marsangap P Tamba menyarankan kepada para pelaku pasar untuk memilih produk dengan likuiditas yang masih tinggi saat ini, seperti reksa dana pasar uang.

 

“Saat ini memang yang paling ideal mungkin yang pasti likuiditasnya tinggi. Jadi, kalau orang bilang cash is king kalau kita di MI, reksa dana pasar uang is king saat ini," tuturnya saat konferensi pers virtual, Jumat (15/5/2020).

 

Namun, reksa dana saham masih menjanjikan jika investasinya bersifat jangka panjang. Sebab dengan perekonomian Indonesia yang masih terus berkembang pasar modal dipastikan juga masih memiliki peluang yang besar untuk terus berkembang. Terlebih saat ini banyak saham-saham yang terbilang murah karena terus menurun.

 

"Kalau perspektif jangka panjang saya percaya reksa dana saham secara jangka panjang untuk Indonesia masih sangat baik. Apalagi secara year to date diskonnya sudah 30%," terangnya.

 

Baca Juga: Masih Tumbuh Meski di Tengah Pandemi, Bos Danareksa Investment Beberkan Jurus Jitunya

 

Akan tetapi, Ia mengungkapkan bahwa saat ini kondisi perekonomian yang masih belum stabil. Perbaikan yang diharapkan akan terjadi juga belum bisa diprediksikan bakal terjadi. 

 

“Saat ini itu kondisi lagi lucu-lucunya, lagi stres-stresnya dan belum kelihatan cerah kapan ini akan berakhir," tambahnya.

 

Oleh karena itu, jika investor ingin menempatkan dana investasinya dengan jangka waktu pendek atau sedang dia merekomendasikan reksa dana pasar uang. Selain lebih aman menurutnya retrun-nya masih lebih tinggi dari produk investasi perbankan.

 

Selain itu reksa dana pasar uang juga memiliki kemudahan tersendiri. Investor bisa kapan pun mencairkan dananya tanpa ada jeda waktu. Hal itu penting di tengah kondisi krisis.

 

Sebagai informasi, pandemi Covid-19 sudah melanda dunia awal tahun 2020 hingga kini. Berawal dari China, penyakit karena virus corona jenis baru itu menyebar dengan cepat ke seluruh dunia hingga menjadi pandemi. 

 

Di Indonesia, wabah akibat virus corona jenis baru ini sudah berjalan lebih dari dua bulan sejak kasus pertama diumumkan pada awal Maret lalu. Berawal dari Jakarta sebagai episentrum, Covid-19 kini sudah tersebar di berbagai provinsi.

 

Baca Juga: Kebijakan OJK Perkuat Dunia Usaha dan Perbankan di Tengah Pandemi Covid-19

 

Pandemi Covid-19 memukul perekonomian di seluruh dunia. Pembatasan pergerakan sosial membuat aktivitas perekonomian melambat bahkan sebagian sektor berhenti. Pada triwulan pertama 2020 ini pertumbuhan ekonomi di sejumlah negara mitra dagang Indonesia tercatat kontraksi antara lain Singapura -2,20%, Uni Eropa -2,70% dan China -6,80%. 

 

Beberapa negara masih tumbuh positif namun menurun bila dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2019 seperti Amerika Serikat dan Vietnam yang pada triwulan 2019 tumbuh 2,30% dan 6,79% maka pada triwulan pertama 2020 mengalami penurunan pertumbuhan menjadi 0,30% dan 3,82%. 

 

Perekonomian Indonesia juga turut terkena dampaknya. Pertumbuhan ekonomi yang sebesar 4,97% di triwulan 4 tahun 2019 menjadi tumbuh hanya 2,97% pada triwulan pertama 2020 ini.

 

Pasar modal sendiri sudah bereaksi mengingat kondisi ekonomi yang dipenuhi ketidakpastian ini di mana IHSG terkoreksi tajam ke level terendahnya dalam tahun ini pada 24 Maret lalu. Hingga kini Indeks masih bergerak flat pada level 4.500.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: