Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jelang Lebaran, Permintaan Produk Makanan dan Minuman Melonjak

Jelang Lebaran, Permintaan Produk Makanan dan Minuman Melonjak Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Permintaan produk makanan dan minuman diperkirakan tetap tinggi menjelang Lebaran. Oleh karena itu, pemerintah berupaya memastikan kesiapan sektor industri tersebut sehingga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya menjelang Idulfitri tahun ini.

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Abdul Rochim mengatakan sektor industri makanan dan minuman sudah memiliki kesiapan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Idulfitri atau Lebaran.

"Untuk itu, kami akan terus melakukan koordinasi dengan pelaku industri di sektor ini," kata dia Jakarta, Sabtu (16/5/2020).

Baca Juga: Lebaran Sebentar Lagi, BTN Siapkan Dana hingga Rp12,15 Triliun

Rochim mengatakan pihaknya akan terus mendorong pengembangan sektor industri makanan dan minuman agar tetap produktif, terutama dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Apalagi, selama ini industri makanan dan minuman mampu memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional.

Kemenperin mencatat pertumbuhan industri makanan dan minuman pada 2019 mencapai 7,78%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan industri nonmigas yang berada di angka 4,34% maupun pertumbuhan industri nasional sebesar 5,02%.

Selain itu, di tahun yang sama, sektor industri makanan dan minuman juga berkontribusi hingga 36,40% pada PDB industri pengolahan nonmigas. "Hal ini menunjukkan pentingnya peran industri makanan dan minuman terhadap pertumbuhan industri dan ekonomi nasional," ungkap Rochim.

Selanjutnya, dari sisi konsumsi, sebanyak 49% konsumen menjadi lebih sering memasak di rumah. Hal ini mendorong kenaikan pertumbuhan penjualan bahan pokok, seperti telur naik 26%, daging mengalami kenaikan penjualan 19%, permintaan daging unggas naik 25%, serta penjualan buah dan sayur meningkat 8%.

"Barang-barang inilah yang sering dibeli oleh masyarakat di pasar tradisional, namun seiring dengan pemberlakuan pembatasan sosial, maka saat ini masyarakat lebih cenderung berbelanja di pasar modern. Penurunan pengunjung di pasar tradisional disiasati oleh pedagang pasar tradisional dengan menawarkan produknya melalui media sosial dan bekerja sama dengan e-commerce," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: