Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ketika #IndonesiaTerserah Mendunia

Ketika #IndonesiaTerserah Mendunia Kredit Foto: Antara/Asprilla Dwi Adha
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tagar #IndonesiaTerserah turut menjadi perhatian media internasional. Selain kantor berita Reuters, South China Morning Post yang berbasis di Hong Kong juga ikut mengutip tagar ini dalam artikelnya.

Reuters menjadikannya sebuah judul "#IndonesiaWhatever: Indonesia vent online over virus response". Dalam paragraf awal, Reuters menggambarkan kritik yang diarahkan kepada pemerintah menyusul respons terhadap pandemi virus corona. Selain itu, berita itu mengabarkan soal masih banyaknya warga yang seperti tak peduli dengan virus. Semua itu lalu digambarkan dalam satu gerakan tagar #IndonesiaWhatever atau #IndonesiaTerserah.

Baca Juga: #indonesiaterserah Menggema, Begini Respons Pemerintah

Tagar itu berawal dari komentar seorang dokter yang juga influencer, Tirta Mandiri Hudhi. Dokter Tirta geram dengan pelonggaran penerbangan yang sempat membuat terjadinya penumpukan di Bandara Soekarno-Hatta beberapa waktu lalu. Penumpukan tersebut jelas melanggar aturan jaga jarak yang selama ini digembor-gemborkan pemerintah.

Di akun Instagram-nya, dokter itu mengunggah gambar dirinya dengan mengenakan pakaian pelindung sambil memegang kertas bertulisakan: "Indonesia? Terserah!!! Suka-Suka Kalian Saja".  Hingga Selasa (19/5/2020), setidaknya sudah ada 400 ribu tanda suka terhadap gambar tersebut.

Sementara itu, South China Morning Post menulis tagar itu dalam taiching sebuah artikel. "Doctors use #WhateverIndonesia hashtag as relaxed travel measures bring crowds to airport, while experts fear spike in cases after Eid," tulis SCMP.

Dalam artikelnya, SCMP mengutip sejumlah narasumber. Salah satunya peneliti dari CSIS, Muhammad Habib Abiyan Dzakwan. Habib menyinggung soal pemerintah yang kerap membuat aturan, tetapi lemah dari sisi pengawasan, koordinasi, maupun implementasi.

"Saya yakin bahwa pembatasan sosial skala besar ini hanya bagus di naskah aturan. Tapi, di lapangan, saya tidak punya keyakinan soal itu," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: