Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

CIPS Beberkan Solusi Ekonomi Nasional Hadapi Covid-19

CIPS Beberkan Solusi Ekonomi Nasional Hadapi Covid-19 Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kebijakan perdagangan terbuka diyakini mampu memitigasi dampak negatif dari Covid-19. Di samping itu, kebijakan perdagangan proteksionisme berpotensi mengganggu kelancaran rantai pasok dan menghambat ketersediaan pasokan di pasar yang akan berujung pada kelangkaan.

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Felippa Ann Amanta mengatakan negara-negara di dunia, tidak terkecuali Indonesia, perlu berkomitmen serius untuk meninggalkan kebijakan proteksionisme dan memastikan perdagangan antarnegara bisa tetap berjalan.

Salah satu yang bisa dilakukan untuk meninggalkan kebijakan proteksionisme dan memastikan perdagangan tetap berjalan adalah dengan mengeliminasi hambatan perdagangan, baik hambatan tarif maupun non-tarif. Tarif impor diberlakukan oleh banyak negara pada peralatan medis dan peralatan pelindung pribadi.

Baca Juga: Inovasi Temukan Celah Baru, Kunci Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

Ia mengatakan pengenaan tarif tentu akan berdampak pada harga dan ketersediaan. Pengenaan tarif sebaiknya dihapuskan secara permanen, terutama pada komoditas yang ketersediaannya dapat memengaruhi hidup banyak orang.

"Pemerintah juga harus berkomitmen untuk menghindari larangan ekspor komoditas penting, misalnya saja peralatan medis, yang akan memperburuk ketersediaan barang secara global. Larangan ekspor juga akan mengganggu rantai pasok manufaktur global. Birokrasi pada bea cukai juga harus ditinjau untuk memastikan barang melintasi perbatasan secepat mungkin," ujar Felippa di Jakarta, Selasa (19/5/2020).

Di samping menghilangkan tarif masuk, Felippa mengatakan negara-negara di dunia perlu melakukan beberapa hal, seperti menghapuskan tarif untuk peralatan medis dan obat-obatan, tidak memberlakukan larangan ekspor untuk peralatan medis dan obat-obatan, menyederhanakan birokrasi, transparansi data kesehatan, transparansi pengumpulan dan berbagi data epidemiologis, meningkatkan kerja sama dengan negara lain terkait ketersediaan obat-obatan, serta mendukung inovasi, termasuk hak kekayaan intelektual.

Selain itu, upaya-upaya untuk berinovasi sangat penting untuk menemukan solusi jangka panjang untuk penyakit yang baru teridentifikasi, seperti Covid-19, misalnya saja penemuan teknik perawatan baru dan vaksin.

"Krisis hanya akan diselesaikan dan ekonomi hanya akan pulih jika negara diizinkan untuk berdagang dan berkolaborasi secara bebas satu sama lain. Perdagangan yang terintegrasi satu sama lain tentu akan membantu mempercepat pemulihan ekonomi," tandasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: