Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ilmuwan Jelaskan Terbentuknya Bulan Galilea di Jupiter

Ilmuwan Jelaskan Terbentuknya Bulan Galilea di Jupiter Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Jakarta -

Para astronom telah mengembangkan teori baru yang menjelaskan pembentukan semua bulan Galilea di Jupiter. Teori ini diperoleh menggunakan wawasan yang diperoleh dari mempelajari planet ekstrasurya atau eksoplanet.

Untuk diketahui, Jupiter memiliki memiliki 67 satelit alami. Empat satelit terbesar Jupiter yang dijuluki satelit-satelit Galileo. Satelit Galileo terdiri dari Io, Europa, Ganymede, dan Callisto.

Baca Juga: Ilmuwan Ini Yakini Permukaan Planet Mars Dialiri Lava, Seperti Apa?

Tim yang dipimpin oleh Konstantin Batygin dari Caltech menggunakan teori untuk membuat simulasi komputer yang meniru pembentukan bulan dan hasilnya menjanjikan. Dilansir di Discover Magazine, Batygin menjelaskan, simulasi ini termasuk yang dijalankan yang sangat dekat dengan kenyataan sehingga ia harus melakukan pengambilan ganda.

"Itu sangat mengejutkan, saya coba lagi, menenangkan diri dan melihatnya lagi," ujar Batygin.

Para peneliti menceritakan sebuah kisah tentang bagaimana bulan-bulan Jovian membangun diri mereka sendiri, satu per satu. Jovian adalah Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.

Pembentukan bulan di Jupiter

Bulan terbentuk dari motif kecil debu es yang tersisa dari pembentukan awal tata surya. Setelah cukup besar, setiap bulan kemudian bermigrasi ke dalam, akhirnya menetap ke orbit seperti jarum jam. Penelitian baru ini diterbitkan 18 Mei di The Astrophysical Journal.

"Revolusi planet ekstrasurya selama dua dekade terakhir telah sepenuhnya menulis ulang kisah tentang bagaimana planet terbentuk," kata Batygin.

Berdasarkan data eksoplanet terbaru, Batygin berpikir mungkin sudah waktunya untuk menulis ulang pemahaman kita tentang bagaimana bulan terbentuk. Apalagi, model terbaik hingga saat pembentukan satelit adalah dari dua dekade lalu dan semuanya telah lebih maju sejak saat itu.

"Pertanyaan tentang mengapa bulan-bulan es itu ada adalah sesuatu yang sedikit sekali kita ketahui," katanya.

Untuk membantu menjelaskan misteri bulan, Batygin bersama dengan Alessandro Morbidelli dari Côte d'Azur Observatory berangkat untuk menjelaskan bagaimana Jupiter mendapatkan satelitnya. Teori baru mereka menggambarkan sebuah gambar Jupiter muda yang dikelilingi oleh cakram gas yang panjang, yang disebut cakram keliling.

Saat materi beredar melalui tata surya di tahun-tahun awalnya, cakram planet Jupiter berfungsi sebagai 'perangkap debu' yang menangkap bintik-bintik kecil dari materi es (sekitar 0,4 inci atau 10 milimeter, lebar).

Seiring waktu, jumlah debu es di cakram terus tumbuh. Ini menyebabkan makin banyak tabrakan dan penggabungan antara partikel.  Akhirnya, 'satelit' yang tak terhitung jumlahnya, badan yang lebarnya sekitar 100 kilometer, mulai terbentuk. Tubuh-tubuh ini kemudian terus mengumpul bersama sampai mereka akhirnya tumbuh menjadi embrio dari bulan penuh.

Saat satelit pertama yang tumbuh ini mengorbit di dalam cakram berdebu, satelit itu akan meninggalkan gelombang spiral di jalurnya. Selanjutnya, ada peningkatan tarikan dari gas yang tersisa di cakram, terus menarik bulan lebih dekat ke Jupiter.

Akhirnya, bulan yang baru lahir mencapai tepi bagian dalam cakram. Proses yang sama ini diulangi, yang mengarah ke penciptaan berurutan empat bulan Galilea Jupiter dari dalam ke luar.

Menurut Batygin, bulan-bulan terdalam Jupiter, Io dan Europa, masing-masing terbentuk hanya dalam waktu sekitar 6.000 tahun. Ganymede, yang terdekat berikutnya, membutuhkan waktu sekitar 30 ribu tahun.

Namun, menurut teori tersebut, pada saat Callisto yang dingin mulai menyatu, matahari yang menguat telah menguapkan banyak gas yang awalnya ada di piringan Jupiter. Jadi, meskipun Callisto mencapai sekitar setengah dari massa terakhirnya hanya dalam 50 ribu tahun, butuh hampir 9 juta tahun untuk mengakumulasi sisanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: