Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kasus Corona di Jatim Meningkat Pesat, Pemprov Siapkan Jurus ini

Kasus Corona di Jatim Meningkat Pesat, Pemprov Siapkan Jurus ini Kredit Foto: Antara/Didik Suhartono
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah Provinsi Jawa Timur punya jurus menekan angka pertumbuhan penyebaran virus Corona COVID-19. Sebelumnya diketahui bahwa wilayah Jawa Timur mengalami pelonjakan yang begitu pesat beberapa hari ini.

Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Provinsi Jawa Timur, dokter Kohar Hari Santoso mengatakan pihaknya sudah melakukan berbagai langkah di antaranya check point dan yang utama mengembangkan kampung tangguh.

Menurutnya, pada saat sekarang yang perlu diperhatikan adalah isolasi dari kampung-kampung, tempat-tempat pemukiman di mana ada kasus Corona COVID-19 supaya masyarakat di sana bisa saling bahu-membahu isolasi, menjaga membantu mereka yang mengisolasi.

Baca Juga: Kasus Semakin Tinggi di Jatim, Khofifah: Virus Corona Seperti Pohon Akar Serabut

"Yang di dalam tidak keluar, tidak menyebarkan ke mana-mana. Itu yang terus dikembangkan ke arah sana. Di samping, bantuan sosial terus dikembangkan supaya mereka yang terdampak punya ketahanan sosial ekonomi yang mantap," kata Kohar, Sabtu (23/5/2020).

Selain itu, kata Kohar, rapid test secara massal juga tetap dilakukan. Karena menurut dia, ketika pihaknya menggelar tes masif secara massal itu didapatkan rapid test dengan hasil  yang reaktif sehingga diteruskan dengan pemeriksaan swab.

"Maka, jadi ketahuan mereka yang semula tidak tampak sakit atau OTG (orang tanpa gejala), sekarang jadi tahu OTG. Saya kira ada hal positifnya, karena agar orang itu tahu supaya bisa isolasi diri jangan ke mana-mana," ujarnya.

Ia menjelaskan jumlah tambahan kasus positif COVID-19 yang diumumkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebanyak 502 orang. Angka itu bukan berarti langsung naik dalam waktu sehari 500 kasus. Namun kasus yang diumumkan hasil laboratoriumnya kemarin.

"Karena, 3 hari terakhir dari laboratorium yang meriksa belum keluarkan data dan dikeluarkan rapelan itu. Dari keseluruhan ada penambahan jumlah sebanyak 502 itu, cuma yang teridentifikasi sebanyak 450 yang jelas asal muasal daerahnya. 311 kasus dari Surabaya, 57 kasus Sidoarjo, 26 kasus Gresik, 31 kasus Kabupaten Probolinggo," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: