Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lembaga Virologi China Miliki 3 Jenis Virus Corona Kelelawar

Lembaga Virologi China Miliki 3 Jenis Virus Corona Kelelawar Kredit Foto: Reuters/China Daily
Warta Ekonomi, Jakarta -

Lembaga virologi China yang berada di kota tempat pertama kali Covid-19 muncul, Wuhan, memiliki tiga jenis virus corona yang berasal dari kelelawar. Namun, dari ketiganya, tidak ada yang cocok dengan jenis virus yang menimbulkan kekacauan di seluruh dunia.

Para ilmuwan berpikir Covid-19-yang pertama kali muncul di Wuhan dan telah membunuh sekitar 340.000 orang di seluruh dunia-berasal dari kelelawar dan bisa ditularkan ke manusia melalui mamalia lain.

Baca Juga: Tudingan Soal WHO adalah 'Boneka China', Bagaimana Duduk Persoalannya?

Namun, direktur Institut Virologi Wuhan mengatakan kepada stasiun televisi pemerintah, CGTN, bahwa klaim yang dibuat oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan yang lainnya bahwa virus tersebut bocor dari fasilitas itu adalah "fabrikasi murni".

Dalam wawancara yang difilmkan pada 13 Mei, tetapi disiarkan pada Sabtu malam, Wang Yanyi mengatakan bahwa lembaga yang dipimpinnya itu telah mengisolasi dan memperoleh beberapa virus corona dari kelelawar.

"Sekarang kami memiliki tiga jenis virus hidup. Namun, kesamaan tertinggi mereka dengan SARS-CoV-2 hanya mencapai 79,8 persen," katanya, merujuk pada jenis virus corona yang menyebabkan Covid-19 seperti dilansir dari Al Arabiya, Minggu (24/5/2020).

Salah satu tim riset mereka, yang dipimpin oleh Profesor Shi Zhengli, telah meneliti virus corona kelelawar sejak 2004 dan berfokus pada penelusuran sumber SARS, strain di balik wabah virus lain hampir dua dekade lalu.

"Kita tahu bahwa seluruh genom SARS-CoV-2 hanya 80 persen mirip dengan SARS. Ini perbedaan yang jelas," urainya.

"Jadi, dalam penelitian Profesor Shi yang lalu, mereka tidak memperhatikan virus seperti itu yang kurang mirip dengan virus SARS," ungkapnya.

Laboratorium itu mengatakan telah menerima sampel virus yang tidak diketahui pada 30 Desember, menentukan urutan genom virus pada 2 Januari, dan menyerahkan informasi tentang patogen tersebut ke WHO pada 11 Januari. Wang mengatakan, sebelum menerima sampel pada bulan Desember, tim mereka tidak pernah menemukan, meneliti, atau menyimpan virus.

"Faktanya, seperti orang lain, kami bahkan tidak tahu virus itu ada," katanya. "Bagaimana (virus) itu bisa bocor dari lab kami ketika kami tidak pernah memilikinya?" imbuhnya.

Sementara dalam sebuah wawancara dengan Scientific American, Shi mengatakan urutan genom SARS-CoV-2 tidak cocok dengan salah satu virus corona kelelawar yang sebelumnya dikumpulkan dan dipelajari oleh laboratoriumnya.

Rumor konspirasi bahwa laboratorium China terlibat dalam wabah itu menyebar di dunia maya selama berbulan-bulan sebelum Trump dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo membawa teori tersebut ke dalam isu utama dengan mengklaim bahwa ada bukti patogen berasal dari lembaga tersebut.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan Washington tidak menawarkan bukti untuk mendukung klaim "spekulatif" tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: