Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kim Jong-un Bersumpah Tingkatkan 'Pencegahan' Nuklir Korut, Seperti Apa?

Kim Jong-un Bersumpah Tingkatkan 'Pencegahan' Nuklir Korut, Seperti Apa? Kredit Foto: Reuters/KCNA
Warta Ekonomi, Seoul -

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, dalam laporan media pemerintah KCNA pada Minggu (24/5/2020) memimpin pertemuan untuk membahas kemampuan senjata nuklir negara itu. 

Stasiun televisi pemerintah menunjukkan para pejabat Partai Buruh yang berkuasa dengan masker lengkap menyambut Kim saat memasuki pertemuan Komisi Militer Pusat. Namun tidak seorang pun yang melihat Kim mengenakan masker selama pertemuan.

Baca Juga: China Lockdown Kota yang Berbatasan Langsung dengan Korut, Ragu Terhadap Kim Jong-un?

Di tengah terhentinya pembicaraan denuklirisasi dengan Amerika Serikat, pertemuan itu membahas langkah-langkah untuk meningkatkan angkatan bersenjata Korea Utara.

"Secara nyata membawa ancaman militer besar atau kecil yang terus-menerus dari pasukan musuh," kata kantor berita negara Korut, KCNA.

Pertemuan itu membahas "meningkatkan pencegahan perang nuklir dan menempatkan pasukan bersenjata strategis dalam operasi siaga tinggi."

Sumber yang sama menyebut "langkah-langkah penting untuk meningkatkan kemampuan serangan senjata dari artileri" segera diambil.

Kim telah melakukan sejumlah kunjungan luar biasa dalam dua bulan terakhir. Di mana dengan ketidakhadirannya dari peringatan hari jadi, memicu spekulasi tentang kondisinya, karena Pyongyang telah meningkatkan tindakan terhadap pandemi COVID-19.

Korea Utara mengatakan tidak memiliki kasus yang dikonfirmasi tentang virus corona baru, tetapi badan intelijen Korea Selatan mengatakan tidak dapat mengesampingkan bahwa Korea Utara telah mengalami wabah. 

Negosiasi yang dipimpin AS yang bertujuan membongkar program nuklir dan rudal Korea Utara telah membuat sedikit kemajuan sejak akhir tahun lalu, terutama setelah pertempuran global tentang virus dimulai.

Diplomat top pemerintah China, Wang Yi, pada Minggu menyatakan harapan bahwa Amerika Serikat dan Korea Utara dapat melanjutkan dialog yang bermakna sesegera mungkin, "dan tidak menyia-nyiakan hasil kerja keras dari keterlibatan sebelumnya."

Dosen studi internasional di Universitas Ewha Womans di Seoul, Leif-Eric Easley mengatakan, janji Korea Utara untuk meningkatkan kemampuan nuklirnya berbarengan dengan laporan bahwa AS mungkin menjalani uji coba nuklir penuh pertama sejak 1992.

"Niat di Washington untuk merenungkan langkah seperti itu mungkin untuk menekan Rusia dan China untuk meningkatkan komitmen dan penegakan pengendalian senjata," kata Easley.

"Tapi bukan saja taktik ini mendorong lebih banyak pengambilan risiko nuklir oleh negara-negara itu, itu bisa memberi Pyongyang alasan untuk provokasi berikutnya."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: