Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hapus Ketergantungan pada AS, Xi Atur Strategi Hadapi Skenario Terburuk Buat Ekonomi Usai Covid-19

Hapus Ketergantungan pada AS, Xi Atur Strategi Hadapi Skenario Terburuk Buat Ekonomi Usai Covid-19 Kredit Foto: Redaksi 1
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden China, Xi Jinping, mulai mempersiapkan strategi menghadapi skenario terburuk pada ekonomi negaranya pascapandemi Covid-19. Di hadapan puluhan penasihat ekonomi utama di China, Xi menyebut baha rencana pembangunan ekonomi baru di China akan lebih mengandalkan sirkulasi domestik.

"Untuk masa depan, kita harus memperlakukan permintaan domestik sebagai titik awal dan pijakan saat kita mempercepat pembangunan sistem konsumsi domestik yang lengkap dan sangat mempromosikan invoasi dalam sain, teknologi, dan bisang lainnya," tegas Xi dilansir dari South China Morning Post, Jakarta, Selasa (26/05/2020).

Baca Juga: Ketika Perang Dingin AS-China Bikin Dolar AS Tak Laku, Emas Global dan Emas Antam Ramai Dituju!

Lebih lanjut, langkah ini menjadi salah satu cara untuk melepas ketergantungan China terhadap Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat. Sebagaimana yang sudah diadposi sejak tahun 1990-an, pertumbuhan ekonomi China ditopang lebih banyak oleh sirkulasi internasional.

"Ini semacam persiapan untuk skenario terburuk, termasuk decoupling dengan Amerika Serikat dan bahkan seluruh dunia Barat," tegas seorang ekonom independen yang berbasis di China, Hu Xingou.

Hu mengatakan, China tidak punya pilihan selain menghadapi kesulitan, namun tetap memperingatkan bahwa Xi tidak boleh membatalkan reformasi pasarnya dan kembali ke sifat ekonomi tertutup. Sebaliknya, Hu mengatakan China harus mengeluarkan lebih banyak upaya untuk meyakinkan seluruh dunia bahwa mereka tidak memili niat untuk membangun model ekonomi yang berbeda dari sistem global saat ini.

Baca Juga: Begini Balasan Keras China Jika AS Benar-benar Jatuhkan Sanksi Terkait Hong Kong

Di bawah strategi berorientasi ekspor sebelumnya, kebijakan pemerintah secara harfiah diterjemahkan dari China sebagai "besar masuk, besar", China memposisikan dirinya sebagai penghubung manufaktur dalam rantai nilai global dengan mengimpor komponen dan kemudian mengekspor kembali barang jadi untuk pasar konsumen.

Perkembangan ini, ditambah dengan adanya perang dagang dan persaingan teknologi dengan Amerika Serikat, dan fragmentasi yang diharapkan dari ekonomi global setelah pandemiĀ  virus corona, telah mendorong Beijing untuk mencari swasembada di masa depan.

Baca Juga: Luhut Sambut TKA China, Jawaban Gerindra Pedes: Jangan Nambahi Masalah...

Pidato Xi pada hari Sabtu menawarkan petunjuk paling jelas sejauh ini mengenai pemikiran pemimpin China tentang strategi ekonomi sebagai tanggapan ancaman decoupling Washington.

Menurut Xi, China menghadapi angin yang tidak menguntungkan di dunia luar, termasuk resesi yang mendalam dalam ekonomi global, gangguan terhadap perdagangan dan investasi internasional, maraknya proteksionisme dan unilateralisme, serta risiko geopolitik.

"Kita sekarang harus mencari pembangunan di dunia yang lebih tidak stabil dan tidak pasti," kata Xi.

Xi juga mendesak China untuk menjadi lebih mandiri dalam teknologi dan pasar, dan secara khusus menyebut ekonomi digital, manufaktur pintar, kesehatan dan ilmu kehidupan dan bahan-bahan baru sebagai sektor yang perlu Tiongkok fokuskan untuk mendorong pertumbuhan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: