Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Masyarakat Provinsi Jambi: Tak Salah Memilih Kelapa Sawit!

Masyarakat Provinsi Jambi: Tak Salah Memilih Kelapa Sawit! Kredit Foto: Antara/FB Anggoro
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sejak dahulu kala, Provinsi Jambi sudah dikenal sebagai salah satu produsen karet di Indonesia. Namun, keberadaan perkebunan karet yang sebagian besar dimiliki petani rakyat ini selalu mengalami pasang surut harga jual. Alhasil, Provinsi Jambi juga mengalami banyak penggantian jenis perkebunan, dari kebun karet berubah menjadi kebun kelapa sawit.

Menurut Plt Camat Maro Sebo Ilir, Kabupaten Batang Hari, Provinsi Jambi, Sanusi, perkebunan kelapa sawit memang dikenal sebagian besar masyarakat memiliki daya tahan lebih baik dibandingkan kebun lainnya, seperti kebun karet. Terlebih, kegiatan pemeliharaan tanaman dan pemanenannya jauh lebih mudah serta dapat memberikan keuntungan hingga umur tanaman mencapai 25 tahun dalam satu siklusnya.

Baca Juga: Apolin: Proyeksi 2020, Kinerja Ekspor Oleokimia Sawit Tumbuh Positif!

Tak dapat dimungkiri, keunggulan tersebut menjadikan masyarakat di Provinsi Jambi lebih condong memilih untuk membudidayakan kelapa sawit. Bahkan, ada beberapa orang di wilayah tersebut yang sengaja mengganti jenis tanaman kebunnya menjadi kelapa sawit.

Lebih lanjut Sanusi mengatakan, "Masyarakat sekitar sini lebih memilih menanam kelapa sawit di kebun miliknya ketimbang jenis tanaman lainnya."

Tidak hanya menyadari keuntungan yang diberikan kelapa sawit, masyarakat di Provinsi Jambi yang beralih budi daya tersebut juga didorong oleh pengalaman petani lain dan kesejahteraan kehidupan yang didapat oleh petani yang lebih dahulu membudidayakan sawit.

Data Kementerian Pertanian mencatat, lahan tutupan kelapa sawit di Provinsi Jambi yakni 1.134.640 hektare atau sekitar 6,93 persen dari total luas tutupan kelapa sawit nasional. Sementara itu, luas areal karet di Provinsi Jambi pada 2019 tercatat 390.707 hektare. Dari luasan lahan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa masyarakat Provinsi Jambi lebih memilih membudidayakan kelapa sawit karena telah memberikan bukti keberhasilan berkelanjutan bagi para petani yang terlibat.

Peningkatan ekonomi, kesejahteraan sosial, dan lingkungan juga menjadi lebih baik. Sebagai suatu sistem, keberadaan perkebunan kelapa sawit milik petani memang harus didukung oleh perusahaan perkebunan milik negara dan swasta yakni dengan adanya Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang berfungsi untuk mengolah hasil panen TBS yang dihasilkan kebun sawit. Alhasil, pola pembangunan berkelanjutan yang mampu membangun perekonomian suatu daerah termasuk Provinsi Jambi akan terbentuk.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: