Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengejutkan, 'Wanita Kelelawar' Bilang Virus Corona saat Ini Cuma Puncak Gunung Es karena...

Mengejutkan, 'Wanita Kelelawar' Bilang Virus Corona saat Ini Cuma Puncak Gunung Es karena... Kredit Foto: Reuters/China Daily
Warta Ekonomi, Wuhan -

Peneliti China yang dikenal sebagai "wanita kelelawar" memperingatkan bahwa virus corona yang saat ini mewabah hanya puncak gunung es.

"Jika kita ingin mencegah umat manusia menderita karena wabah penyakit menular berikutnya, kita harus mempelajari virus yang tidak diketahui ini, yang dibawa oleh hewan liar di alam dan memberikan peringatan dini," ujar Shi Zhengli, seorang ilmuwan China yang berspesialisasi dalam transmisi virus dari kelelawar, mengatakan kepada CGTN mengutip New York Post, Rabu (27/5/2020).

Baca Juga: Gegara Terusik sama Hal Ini, Xi Jinping Perintahkan Militer China Siap dalam Posisi Perang

https: img.okeinfo.net content 2020 05 27 18 2220387 peneliti-china-wanita-kelelawar-sebut-virus-corona-hanya-puncak-gunung-es-kSZNor9Oxv.jpg

"Jika kita tidak mempelajari [virus-virus], kemungkinan akan ada wabah lain," ujar Shi memperingatkan, yang dijuluki "wanita kelelawar" oleh media karena penelitiannya yang melibatkan mamalia.

Virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19 telah menjangkiti lebih 5 juta orang, menewaskan lebih dari 345.000 orang di seluruh dunia sejak pertama kali muncul di Wuhan, China, pada Desember 2019.

Shi merupakan wakil direktur Institut Virologi Wuhan, yang dituding secara tidak sengaja melepaskan virus pada manusia. Shi membantah bahwa labnya terlibat dalam pandemi, mengatakan strain yang telah diteliti berbeda.

Sementara itu, Direktur Institut Virologi Wuhan, Wang Yanyi mengatakan bahwa sejak 2004 Institut Virologi Wuhan mengisolasi dan memperoleh beberapa virus corona dari kelelawar.

"Sekarang kami memiliki tiga jenis virus hidup tetapi kesamaan mereka dengan SARS-CoV-2 (virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19) hanya mencapai 79,8 persen," kata Yanyi mengutip AFP.

"Ini perbedaan jauh," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: