Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bersiap New Normal, Begini Pesan UAS

Bersiap New Normal, Begini Pesan UAS Kredit Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Masyarakat Indonesia bersiap memulai tatanan kehidupan baru atau new normal. Masyarakat pun harus beradaptasi dengan berbagai hal di tengah pandemi Covid-19.

Ustaz Abdul Somad (UAS) berpesan pada umat Islam untuk menyiapkan berbagai hal bila kebijakan new normal mulai diberlakukan. Terutama yang berhubungan dengan pelayanan ibadah di masjid sebab dengan kebijakan yang baru tersebut memungkinkan masjid-masjid kembali dibuka seperti sebelumnya.

Baca Juga: Sekjen MUI Khawatirkan Masjid dengan Jemaah Membeludak di New Normal

UAS meminta setiap lapisan masyarakat juga pengurus masjid disiplin terutama dalam menjalankan protokol kesehatan. "Jika new normal diterapkan, saya bicara sebagai tokoh agama. Saya harap masyarakat, jemaah, pengurus masjid, supaya disiplin. Depan pintu masjid ada ruang disinfektan, ada hand sanitizer, fasilitas cuci tangan dengan sabun," kata UAS, Kamis (28/5/2020).

UAS pun meminta jemaah yang hendak beribadah ke masjid membawa sajadah dari rumahnya masing-masing. Jemaah juga diminta menggunakan masker, membuat shaf salat berjarak, dan tidak bersalaman dengan jamaah lainnya untuk mencegah dan memutus penyebaran Covid-19.

UAS juga meminta kepada pengurus masjid agar ada kaca pembatas antara jemaah dengan Imam atau Khatib. "Jangan sampai makmum salah fokus," katanya.

Kendati demikian, UAS meminta agar tidak menyalahkan masjid bila nantinya terjadi penularan Covid-19 sebagai konsekuensi new normal. UAS berpendapat yang kompeten untuk menentukan siap atau tidaknya menjalankan new normal adalah dokter. Ia mengkhawatirkan bila pemerintah salah mengambil kebijakan, masyarakat akan menjadi korban.

"Kalau terjadi penularan jangan salahkan masjid. Kita berhadapan dengan virus mematikan. Yang bisa memutuskan kita siap atau tidak adalah dokter berdasarkan data dan fakta. Bukan ekonom, politikus, apalagi pengamat. Kalau salah mengambil keputusan ini, yang jadi korban adalah masyarakat," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: