Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Soal Mobil PCR Buat Surabaya, Pimpinan Pemprov Jatim Harus Singkirkan...

Soal Mobil PCR Buat Surabaya, Pimpinan Pemprov Jatim Harus Singkirkan... Kredit Foto: Antara/Didik Suhartono
Warta Ekonomi -

VIVA – Anggota Fraksi PDIP Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Timur, Deni Wicaksono, menilai sikap Wali Kota Tri Rismaharini yang menumpahkan kekesalannya karena mobil PCR bantuan dari BNPB dialihkan Gugus Tugas COVID-19 Jatim ke daerah lain sebagai hal wajar. Menurut Deni, itu adalah sikap seorang pemimpin yang ingin memperjuangkan dan membela warganya.

“Saya kira sikap Bu Risma wajar. Masyarakat sudah tahu rekam jejak Bu Risma dalam membangun Surabaya. Tipikal kepemimpinan PDI Perjuangan dan Bu Risma adalah berkorban untuk masyarakat. Jadi, apakah salah jika Bu Risma membela rakyatnya, yang sudah menunggu untuk tes, tapi kemudian batal karena mobil dialihkan ke daerah lain?” kata Deni kepada wartawan pada Sabtu, 30 Mei 2020.

Anggota Komisi E DPRD Jatim itu mengingatkan, kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan menyatu dan merasakan susahnya rakyat. Menurutnya, Surabaya semestinya diletakkan dalam aspek prioritas dan strategis oleh Pemprov Jatim.

“Pemimpin di Pemprov Jatim harus singkirkan ego. Ketika rakyat Surabaya disuruh menunggu berjam-jam kemudian tes batal, di saat itulah pemimpin harus tampil melawan ketidakadilan,” ujar Deni.

Baca Juga: Opo-opoan, Saat Risma Ngamuk-ngamuk Bawa-bawa Nama Puan dan Pramono Segala

Menurut Deni, justru menjadi sebuah kesalahan jika Risma sebagai pemimpin tidak membela rakyatnya. “Teman Golkar bilang, apa Bu Risma tidak malu dilihat masyarakat ketika marah? Saya bilang, bagi PDI Perjuangan, kita tidak mengenal malu untuk membela rakyat. Kita malu kalau lebih membela kepentingan politik dukung-mendukung daripada membela rakyat,” tandasnya.

Deni menjelaskan, semestinya gubernur dan wagub Jatim fokus dan cermat dalam penanganan COVID-19 di Jatim. Penentuan skala prioritas semestinya menjadi hal mutlak. Jika ingin melandaikan kurva, maka kendalikan tingkat episentrum tertinggi.

Salah satunya dengan perluasan dan penambahan tes berbasis PCR di tempat episentrum tertinggi untuk segera dilakukan langkah mitigasi. ”Tapi faktanya, gubernur dan wagub tidak melakukan aksi strategis. Mobil tes PCR hanya salah satu contoh,” ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, Risma marah-marah di Balai Kota Surabaya, Jawa Timur, pada Jumat siang, 29 Mei 2020. Emosinya ia ledakkan kepada seseorang yang ia hubungi melalui telepon genggam. Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas (Gugas) Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya, Febria Rachmanita alias Fenny menjelaskan, Risma marah karena dua mobil PCR bantuan BNPB untuk Surabaya dialihkan Gugas Jatim ke daerah lain, padahal mobil tersebut diklaim khusus untuk Surabaya atas permintaan Risma langsung.

Gugus Tugas COVID-19 Jatim mengklarifikasi bahwa dua mobil PCR bantuan BNPB itu diperbantukan setelah Gugas Jatim mengirim surat permohonan ke Gugas Covid-19 pusat secara resmi pada 11 Mei 2020. Gubernur Jatim juga langsung menghubungi Kepala BNPB Doni Monardo untuk kepentingan itu. Ditegaskan Gugas Jatim, bantuan mobil PCR itu untuk warga Jatim, bukan khusus Surabaya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: