Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Risma Murka, Khofifah Ungkap Alasan Geser Mobil Lab PCR ke Tulungagung

Risma Murka, Khofifah Ungkap Alasan Geser Mobil Lab PCR ke Tulungagung Kredit Foto: Sindonews
Warta Ekonomi, Surabaya -

Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menyebutkan pihaknya mengirim satu mobil laboratorium PCR ke Tulungagung pada Jumat kemarin bukan tanpa alasan. Sebab angka Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Tulungagung merupakan yang terbanyak setelah Surabaya di Jatim.

Begitu juga dengan angka kematian PDP, warga Tulungagung yang meninggal dalam status itu sebanyak 175 orang. Mereka belum sempat dilakukan tes swab sehingga belum diketahui apakah mereka terpapar virus corona atau tidak.

"Kenapa dokter Joni (Ketua Tim Kuratif Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jatim) menyetujui mobil lab PCR dikirim ke Tulungagung karena di sana angka PDP terbesar setelah Surabaya," ujar Khofifah, Sabtu (30/5/2020) malam.

Baca Juga: Pengamat Bela Risma, Malah Sentil Gugus Tugas Jatim: Gak Punya Solusi, Seringnya Bikin Panik

"Ada 175 PDP yang meninggal di Tulungagung, sehingga mobil lab PCR dikirim ke sana untuk melakukan tes swab bagi yang PDP," tandas mantan Menteri Sosial (Mensos) ini.

Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini marah-marah. Sebab mobil lab PCR bantuan dari BNPB yang sedianya untuk Surabaya digeser ke Tulungagung dan Lamongan oleh Pemprov Jatim.

Bahkan akibat digesernya dua mobil lab PCR tersebut, pemkot sampai membubarkan dua kali pasien yang akan tes swab.

Sebelumnya Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini marah besar karena mobil PCR bantuan BNPB dialihkan ke luar Kota Surabaya oleh Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur. Risma geram karena mobil bantuan yang ia minta secara langsung kepada BNPB pusat itu semestinya ditempatkan lebih dulu di wilayahnya.

"Saya sampai ngemis-ngemis lewat Pak Pramono Anung, lewat DPR RI. Saya mau disiksa apa? Saya dituduh enggak bisa kerja lagi. Saya pak, dapat (nomor) WA-nya Pak Doni Mordano itu untuk Surabaya, dan saya yang minta-minta ke mana-mana. Apa-apaan itu pak, kalau mau boikot , saya akan ngomong ke semua orang. Apa-apaan, bapak tahu pasien itu sudah nunggu di asrama haji, siapa yang enggak bisa kerja kalau ngawur nyerobot gitu," ucap Risma saat menelepon, Jumat (29/5/2020).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: