Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

7 Bulan ke Depan, Faktor Utama Sektor Kelapa Sawit Apa Aja Sih?

7 Bulan ke Depan, Faktor Utama Sektor Kelapa Sawit Apa Aja Sih? Kredit Foto: Antara/FB Anggoro
Warta Ekonomi, Jakarta -

Meskipun harga tandan buah segar (TBS) di hampir seluruh provinsi di Indonesia mengalami penurunan, namun harga yang ditetapkan tersebut masih berada di atas harga ideal sebesar Rp1.000 per kg. Pandemi Covid-19 masih menjadi sentimen yang memengaruhi pergerakan supply dan demand hingga akhirnya memengaruhi harga TBS dan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) domestik maupun global.

Semenjak dua bulan menginfeksi Indonesia, Covid-19 telah melumpuhkan sejumlah sektor industri dan non-industri, termasuk kelapa sawit sehingga mengakibatkan tren perekonomian nasional bergejolak.

Hingga saat ini, sektor industri perkebunan kelapa sawit Indonesia masih dikatakan aman dari serangan Covid-19 dibandingkan sektor industri lainnya. Mengingat, tingginya kebutuhan masyarakat Indonesia dan dunia akan produk pembersih berbahan baku minyak sawit yang di kala pandemi ini menjadi salah satu kebutuhan primer.

Baca Juga: Dana PSR Meningkat, Petani Sawit: Terima Kasih BPDPKS!

Melansir laporan Palm Oil Analytics, terdapat sejumlah faktor utama yang perlu diperhatikan pada sektor kelapa sawit dalam tujuh bulan, di antaranya:

1. Virus Corona

Ketidakpastian dan rapuhnya kebijakan lockdown atau karantina wilayah akan memengaruhi tren pergerakan harga CPO. Jika lockdown di sejumlah negara kembali diberlakukan, harga CPO 'may reverse'.

2. Produksi

Produksi minyak kelapa sawit di Indonesia dan Malaysia pada 2020 akan lebih rendah dibandingkan tahun lalu, yakni berturut-turut menjadi 45 juta ton dan 19 juta ton.

3. Biodiesel

Mandatori biodiesel di Indonesia akan tetap berlanjut, namun keraguan kelanjutan program berasal dari rencana Malaysia.

4. India

Hubungan India dan Malaysia yang memanas akan berdampak pada pergerakan harga CPO global dan keuntungan bagi Indonesia selaku 'raja minyak sawit dunia'.

5. Ketegangan Politik AS dengan China

China dapat beralih ke kelapa sawit untuk memenuhi kebutuhan minyak nabati negaranya jika AS terus melakukan tekanan politik.

6. Oleokimia

Permintaan dunia akan meningkat terhadap minyak inti sawit (palm kernel oil/PKO) yang diperuntukkan bagi produk perawatan pribadi dan rumah sehingga berdampak pula pada peningkatan harga PKO.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: