Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemakzulan Presiden Jadi Buah Bibir, Omongan Buya Syafii Maarif Bijak Banget!

Pemakzulan Presiden Jadi Buah Bibir, Omongan Buya Syafii Maarif Bijak Banget! Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan/Pool
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Ahmad Syafii Ma'arif menyatakan, dalam situasi berat yang sedang dipikul oleh bangsa dan negara Indonesia dengan situasi pandemi virus Corona (Covid-19), mengajak semua elemen bahu membahu untuk mencari jalan keluar dan sinergis.

"Amatlah tidak bijak jika ada sekelompok orang berbicara tentang pemakzulan presiden yang dikaitkan dengan kebebasan berpendapat dan prinsip konstitusionalitas," kata Buya Syafii Maarif dalam siaran pers, Selasa (2/6/2020).

Pernyaatan Buya tersebut menanggapi acara Mahutama dan Kolegium Jurist Institute yang menyelenggarakan webinar nasional bertema Menyoal Kebebasan Berpendapat dan Konstitusionalitas Pemakzulan Presiden di Era Pandemi Corona.

Baca Juga: Eks Pejabat Kemenkumham Bilang Pemakzulan Jokowi Gak Gampang, Harus Ada. . .

Acara itu diikuti sejumlah pembicara, yakni Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat Din Syamsuddin, Ketum Mahutama Aidul Fitriciada, Direktur Eksekutif KJI Ahmad Redi, guru besar FH Unpad Susi Harijanti, mantan Wamenkumham Denny Indrayanan, pengamat politik Refly Harun, pengamat hukum Bivitri Susanti, hingga pakar Pancasila Suteki.

"Kita khawatir cara-cara semacam ini akan menambah beban rakyat yang sedang menderita dan bisa juga menimbulkan gesekan dan polarisasi dalam masyarakat," jelasnya.

Terpisah, Ketua PW Muhamadiyah Wilayah Jawa Tengah Kiai Tafsir menyampaikan bahwa Muhammadiyah dalam posisi untuk membangun bangsa, membangun negara bersama-sama seluruh komponen bangsa.

"Muhammadiyah tidak mau terjebak dalam kepentingan politik praktis tertentu, oleh karenanya selama adanya diskusi, simposium dan seminar untuk kepentingan membangun bangsa dan perdamaian umat, Muhammadiyah akan selalu mendukung, selama bukan untuk kepentingan politik praktis tertentu," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: