Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Waduh, Ini Lho Parpol Paling Tekor Gara-Gara Covid-19!

Waduh, Ini Lho Parpol Paling Tekor Gara-Gara Covid-19! Kredit Foto: Antara/Reno Esnir
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bermula dari isu kesehatan, pandemi virus Covid-19 terus bergulir bagai bola salju membawa akibat ke berbagai sektor kehidupan. Setelah perekonomian dan dunia industri yang jatuh terpukul, kini dampak pandemi rupanya juga terasa di bidang sosial-politik Tanah Air.

Tak ada yang diuntungkan, justru adanya pandemi Covid-19 membawa kerugian ke sejumlah partai politik karena harus berhitung ulang terkait kontestasi terdekat di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak pada Desember 2020 mendatang.

Baca Juga: Pengamat Politik: Soal Pemakzulan Presiden Itu Sulit

"Nyaris bisa dibilang tidak ada satu pun partai yang mendapat benefit dari Covid-19. Namun, partai yang paling dirugikan justru ada. PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) itu mengalami penurunan (elektabilitas) tajam dibanding survei sebelum adanya Covid-19," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanudin Muhtadi, dalam diskusi virtual yang digagas oleh sebuah media nasional, Selasa (2/6/2020).

Tidak adanya partai yang mengambil benefit dalam masa pandemi ini, menurut Burhanudin, lantaran persebaran Covid-19 kebetulan tidak tepat pada masa pemilu. Burhanudin mengilustrasikan, andai pandemi ini terjadi pada masa pemilu, bisa dipastikan bakal dijadikan media kampanye dan karenanya sedikit-banyak masyarakat juga bakal cukup diuntungkan.

"Momentumnya akan jadi lebih baik. Pasti ada yang bagi-bagi bantuan, bagi-bagi masker, dan sebagainya. Tapi karena (pandemi) terjadi usai pemilu, tidak ada insentif yang ingin dikejar oleh partai dari momen pandemi ini," tutur Burhanudin.

Yang ada kemudian bukannya partai, melainkan para calon kepala daerah yang bakal berkontestasi pada Desember 2020 yang harus pintar dan cerdik dalam mengatur strategi untuk mendapatkan panggung secara positif di tengah masyarakat yang sedang sibuk menghadapi pandemi Covid-19. Disebutnya, mereka harus pintar dan cerdik oleh Burhanudin karena memang bukan pekerjaan mudah bagi calon kepala daerah baik secara personal maupun dukungan partai untuk dapat meraih simpati publik di tengah kondisi yang tidak kondusif seperti sekarang.

"Misalnya saja dari kasus kerugian PDIP tadi, bukan berarti lalu suaranya bermigrasi ke partai lain. Belum tentu demikian. Yang ada justru penambahan terjadi pada indecided voter. Itu justru naik tajam dan ini bukan kabar baik bagi para peserta kontestasi politik, termasuk di Pilkada akhir tahun nanti," tegas Burhanudin.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Taufan Sukma
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: