Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

3 Skenario Atasi Demo di AS Menurut SBY

3 Skenario Atasi Demo di AS Menurut SBY Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono angkat suara mengenai aksi demonstrasi yang terjadi di berbagai kota di Amerika Serikat. Menurut SBY, ada sejumlah skenario yang bisa terjadi.

Skenario pertama adalah penanganan yang tepat atau paduan antara persuasi dan law enforcement yang bisa membuat aksi-aksi sosial yang cenderung rusuh bisa diredakan. Dia menduga Presiden AS Donald Trump mengharapkan itu menjadi skenario yang terbaik.

Baca Juga: SBY Ungkap Rasanya Setahun Tanpa Ani Yudhoyono

"Dugaan saya, ini skenario terbaik yang diinginkan oleh pemerintahan Trump. Saya kira mayoritas rakyat Amerika juga menginginkan demikian. Skenario ini tak memerlukan konsesi apa pun yang mesti diberikan oleh pemerintah," kata SBY dalam sebuah tulisan yang dibagikannya, Rabu (3/6/2020).

Skenario kedua adalah unjuk rasa makin meluas. Kemudian gabungan unsur polisi, National Guard, dan elemen tentara federal seperti polisi militer tak mampu menghentikan atau meredakan. Dengan para gubernur dan wali kota tidak bisa mengatasi keadaan, pemerintah federal dalam skenario itu, menurut dia, 'terpaksa' melakukan negosiasi dengan elemen perlawanan masyarakat dengan pemberian konsesi tertentu.

"Saya membayangkan negosiasinya tentu tak mudah. Konsesi (deal) apa yang bisa dicapai juga tak semudah yang dibayangkan. Apalagi sulit diyakini bahwa Trump punya pikiran dan bersedia untuk melakukan kompromi dengan mereka yang menuntut keadilan itu," ujar SBY.

Skenario ketiga adalah kelanjutan dari skenario kedua, yakni terjadi jika situasi politik, sosial, dan keamanan makin memburuk. Aksi-aksi kekerasan dan sekaligus perusakan juga makin meningkat intensitasnya.

Dalam skenario ini, Trump dengan alasan mencegah terganggunya keamanan nasional dan demi kepentingan umum akhirnya melakukan tindakan yang 'tegas dan keras'.

"Dalam skenario ketiga ini pemulihan ketertiban dan keamanan (law and order) diambil alih oleh pemerintah pusat. Presiden sebagai 'Commander in Chief' mengerahkan tentara federal (US Military Forces) untuk menanganinya," kata SBY.

SBY mengakui, dalam sejarah AS hal ini tidak lazim, tetapi bukan berarti tidak bisa terjadi. Apalagi SBY menyimak apa yang disampaikan oleh Presiden Trump bahwa setelah dia menilai para gubernur dan wali kota umumnya lembek, akan dikerahkan kekuatan militer Amerika untuk mengatasi aksi-aksi protes.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: