Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dorong Literasi Keuangan Syariah, BRIsyariah Ajak Ponpes Bertransaksi Syariah dari Hulu ke Hilir

Dorong Literasi Keuangan Syariah, BRIsyariah Ajak Ponpes Bertransaksi Syariah dari Hulu ke Hilir Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

BRIsyariah ajak santri bertransaksi secara cashless menggunakan Kartu Santri/Pelajar Digital. Adanya hal ini untuk mengembangkan literasi keuangan syariah di Indonesia.

Ajakan ini disampaikan dalam acara Peresmian Kios warNU Digital dan Kartu Santri/Pelajar Digital yang dilakukan melalui virtual meeting dengan dihadiri Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama-KH Said Aqil Siradj, Deputi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI-Iskandar Simorangkir, Direktur Bisnis Ritel BRIsyariah-Fidri Arnaldy, dan anggota DPR RI-Dedi Mulyadi.

Baca Juga: Naik Kelas ke Bank Buku III, BNI Syariah Perkuat Inovasi Digital

Kartu Santri/Pelajar Digital merupakan kartu yang diperuntukkan santri atau pelajar untuk bertransaksi secara digital. Kartu Santri/Pelajar Digital memuat QR code yang dapat digunakan santri/pelajar bertransaksi di koperasi ataupun kios agar transaksi praktis, terkontrol, dan aman.

Kartu Santri/Pelajar Digital akan digunakan untuk para santri pondok pesantren yang bekerja sama dengan BRIsyariah. "Kami mengajak santri di Indonesia untuk bertransaksi secara cashless agar praktis, efisien, dan terkontrol. Untuk itu, kami menargetkan penerbitan 1 juta Kartu Santri/Pelajar Digital sampai dengan tahun 2024," ujar Fidri Arnaldy selaku Direktur Bisnis Ritel BRIsyariah.

Direktur Bisnis Ritel BRIsyariah, Fidri Arnaldy, menyampaikan kerja sama dengan pesantren tidak berhenti di alat transaksi, tapi juga melingkupi aktivitas keuangan di lingkungan ponpes dari hulu ke hilir. 

"Kami sudah menyiapkan sistem layanan keuangan syariah yang dapat dimanfaatkan pondok pesantren. Selain Kartu Santri/Pelajar Digital, kami juga menyalurkan KUR syariah untuk memperkuat permodalan pelaku UMKM halal, seperti pelaku UMKM yang tergabung dalam WarungNU Digital," papar Fidri.

Hingga tahun 2020, BRIsyariah telah membantu pelaku UMKM yang tergabung dalam komunitas seperti Bekraf, MUI, YBM BRI, pondok pesantren dan komunitas lainnya. Total penyaluran KUR BRIsyariah dari tahun 2017 hingga bulan Mei 2020 mencapai Rp4,65 triliun. KUR yang disalurkan BRIsyariah telah membantu lebih dari 121 ribu pelaku UMKM mengembangkan usahanya.

Untuk tahun 2020, BRIsyariah mendapat kuota KUR sebesar Rp3 triliun dan jumlah yang disalurkan dari bulan Januari-Mei 2020 mencapai Rp2 triliun atau sudah mencapai 66 persen dari kuota.

Penyaluran pembiayaan KUR BRIsyariah makin cepat dan efisien karena dalam internal business process, BRIsyariah telah mengembangkan sistem yang memungkinkan tenaga pemasar pembiayaan memproses pengajuan pembiayaan nasabah secara digital, di luar kantor. BRIsyariah mengoptimalkan aplikasi i-Kurma yang telah diluncurkan pada 2019 untuk menghadirkan layanan yang efisien dan cepat karena aplikasi ini dapat memangkas waktu proses pengajuan pembiayaan secara signifikan.

Dalam Peresmian Kios warNU Digital dan Kartu Santri/Pelajar Digital, BRIsyariah juga menyerahkan bantuan sosial untuk para santri berupa hand sanitizer, masker, dan sabun cuci tangan sebagai bentuk kepedulian BRIsyariah dalam pencegahan penyebaran Covid-19.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: