Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gegara Tapera, Rizal Ramli Sentil Jokowi Lagi: Kenapa Sih Nggak Sabar Dikit?

Gegara Tapera, Rizal Ramli Sentil Jokowi Lagi: Kenapa Sih Nggak Sabar Dikit? Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman, Rizal Ramli, mengkritisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) yang diteken oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Secara umum, Ramli mengaku setuju bahwa semua rakyat Indonesia berhak untuk mendapatkan rumah tinggal dan tentu harus dipikirkan pembiayaannya. Akan tetapi, ia kaget soal timing-nya saat rakyat sedang mengalami kesusahan di tengah pandemi virus corona (Covid-19).

Baca Juga: Indonesia Ribut Tapera, Negara Ini Malah Kasih Rp250 Juta Cuma-Cuma ke Warganya Buat Bangun Rumah!

"Rakyat kita soal BPJS sudah dinaikin, listrik naik, pengangguran tinggi, dan sebagainya. Kok timing-nya dilakukan hari ini. Kenapa sih tidak sabar dikit nungguin tahun depan sudah normal kembali, orang sudah kerja? Lebih stabil, baru kita laksanakan program ini," kata Ramli beberapa waktu lalu.

Menurut dia, pemimpin itu jangan main seenaknya bikin kebijakan yang menyengsarakan rakyat di tengah situasi sulit sekarang ini. Harusnya, kata dia, pemimpin itu punya kebijakan yang dapat meringankan beban rakyat.

"Mohon maaf, pemimpin itu harus ada hatinya buat rakyat, jangan main seenaknya saja. Tadi kan mau ngumpulin biaya murah. Kalau caranya motong gaji mah kerjaan paling gampang itu, malak istilah paling gampang," ujarnya.

Bukan cuma itu, Ramli juga mempertanyakan konsepnya tidak jelas. Karena, cukup banyak pegawai yang sudah punya rumah. Kemudian, bagaimana bagi pekerja yang sudah punya rumah apakah harus bayar atau tidak.

"Ketiga, namanya tabungan apakah ada bunga atau tidak? Jadi gini-gini soal teknis bisa dibahas. Yang paling penting rakyat kita lagi susah kok, daya beli lagi rontok, pengangguran tinggi, BPJS naik, listrik naik, lain-lain naik. Lah, kok tega-teganya waktunya potong lagi gajinya hari seperti ini. Sabar dikitlah, tunggu tahun depan kalau kondisinya sudah stabil," jelas dia.

Diketahui, Presiden Jokowi meneken PP Nomor 25 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Tabungan Perumahan Rakyat atau Tapera. Dengan adanya PP Tapera, perusahaan atau pekerja akan dipungut iuran baru. Gaji para pekerja siap-siap akan dipotong 2,5 persen untuk iuran Tapera tersebut.

Dalam Pasal 15 PP Tapera disebutkan bahwa besaran simpanan peserta ditetapkan sebesar 3 persen (tiga persen) dari gaji atau upah untuk peserta pekerja dan peserta pekerja mandiri. Kemudian dari angka 3 persen, sebanyak 0,5 persen ditanggung oleh pemberi kerja dan sisanya sebesar 2,5 persen ditanggung oleh pekerja yang diambil dari gaji pegawai.

Peserta dana Tapera dalam PP itu disebutkan terdiri dari pekerja dan pekerja mandiri. Golongan pekerja yang dimaksud meliputi calon PNS, anggota TNI, anggota Polri, pejabat negara, pekerja BUMN, pekerja BUMD, dan pekerja dari perusahaan swasta.

Sementara, pekerja mandiri menjadi peserta dengan mendaftarkan diri sendiri kepada BP Tapera. Jika peserta mandiri tidak membayar simpanan, status kepesertaan Tapera dinyatakan nonaktif.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: