Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bantah Stok Beras Menipis, Kementan: Stok Aman sampai Akhir Tahun

Bantah Stok Beras Menipis, Kementan: Stok Aman sampai Akhir Tahun Kredit Foto: Antara/Adiwinata Solihin
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menanggapi sorotan dan pernyataan pengamat yang menyatakan ketersediaan stok pangan, terutama stok beras, mulai menipis pada Juni 2020, Kementerian Pertanian (Kementan) menilai masyarakat tidak perlu terkecoh dengan informasi tidak berdasar tersebut.

"Stok CBP di Bulog rekomendasi dari Rakortas adalah 1-1,5 juta ton. Saat ini CBP di Bulog 1,485 juta ton, dan akan terus bertambah," tegas Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan Prof Risfaheri di Kantor Pusat Kementan Jakarta, Senin (8/6/2020).

Secara rinci, Risfaheri mengatakan stok beras di masyarakat berada di Bulog, penggilingan, pedagang, Horeka, dan rumah tangga. Data terbaru stok beras minggu ke-1 Juni 2020, yakni Bulog 1,485 juta ton; penggilingan 1,363 juta ton; pedagang 0,730 juta ton, dan stok cukup besar ada di Horeka dan rumah tangga. 

Baca Juga: Perum Bulog Kembali Salurkan Beras Bansos Tahap II untuk 1,85 Juta Keluarga

"Data pengadaan beras Bulog per 8 Juni 2020, juga masih terus berlangsung. Setidaknya ada 21.667 ton beras telah terserap," tambahnya. 

Terkait luasan sawah dan panen yang akan berlangsung hingga akhir tahun, Kementan terus memantau dan menganalisis secara ketat, dengan menggunakan data metode KSA BPS.

"Masa tanam II sudah dimulai, insyaallah beras bagi masyarakat akan tercukupi. Tidak perlu risau dan panik. Beras aman hingga akhir tahun," kata  Risfaheri.

Menurut perhitungan KSA BPS, pada Juni 2020 luasan lahan panen 742 ribu hektare, dengan produksi gabah mencapai 3,39 juta GKG atau setara 1,95 juta ton beras. Secara kumulatif, per Juni 2020, total luasan lahan panen mencapai 5,829 juta hektare, dan beras tersedia 16,8 juta ton.

Dengan konsumsi beras nasional sebesar 2,47 juta ton per bulan, maka stok beras nasional secara kumulatif masih surplus 7,71 juta ton.

"Kita semua sudah sepakat satu data pertanian, jadi jangan ada pihak mengklaim punya data yang lebih akurat dari data BPS. Apalagi misalnya data tersebut hanya data on desk review. Data kami, data bersama K/L dengan dukungan data spasial satelit," tutupnya.

Baca Juga: Kader Gerindra Gantikan AWK Sebagai Anggota DPD RI, De Gadjah: Efektif Kawal Kebijakan dan Pembangunan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: