Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jutaan Nyawa di Eropa Terselamatkan oleh Kebijakan Lockdown

Jutaan Nyawa di Eropa Terselamatkan oleh Kebijakan Lockdown Kredit Foto: Reuters/Manuel Silvestri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kebijakan karantina wilayah alias 'lockdown' yang diterapkan berbagai negara di Eropa menyelamatkan setidaknya tiga juta nyawa dari virus corona, sebut sebuah kajian ilmiah.

Kajian yang dilakoni sebuah tim di Imperial College London itu menyatakan "jumlah kematian akan sangat besar" tanpa pemberlakuan 'lockdown'.

Baca Juga: Astaga! H-2 Pelonggaran Lockdown, India Catat Nyaris 10.000 Kasus Baru Covid-19 dalam 24 Jam!

Namun, tim tersebut mengingatkan bahwa sejauh ini Covid-19 hanya menjangkiti sebagian kecil masyarakat dan kita semua masih mengalami "permulaan pandemi".

Kajian lainnya menyebut bahwa kebijakan `lockdown` telah "menyelamatkan lebih banyak nyawa, pada periode waktu yang singkat, ketimbang masa-masa sebelumnya".

Penelitian tim di Imperial College London menelaah dampak pembatasan di 11 negara Eropa--Austria, Belgia, Denmark, Prancis, Jerman, Italia, Norwegia, Spanyol, Swedia, Swiss, dan Inggris hingga awal Mei.

Pada saat itu, sekitar 130.000 orang telah meninggal dunia akibat Covid-19 di negara-negara tersebut.

Dalam melakoni kajiannya, para peneliti memakai metode permodelan untuk memprediksi berapa banyak kematian yang terjadi jika 'lockdown' tidak diberlakukan, tiada seorang pun yang mengubah perilaku saat Covid-19 melanda, dan rumah sakit kewalahan menangani para pasien.

Mereka mengestimasi 3,2 juta orang bakal meninggal dunia pada 4 Mei jika langkah-langkah, seperti menutup toko-toko dan perkantoran serta meminta khalayak tinggal di rumah, tidak dilakukan.

Dengan kata lain, 'lockdown' telah menyelamatkan sekitar 3,1 juta orang, termasuk 470.000 orang di Inggris, 690.000 orang di Prancis, dan 630.000 orang di Italia, sebagaimana dipaparkan laporan penelitian yang dimuat jurnal Nature.

"Lockdown menghindarkan jutaan orang dari kematian. Kematian tersebut bakal menjadi tragedi," kata Dr Seth Flaxman, dari Imperial.

Akan tetapi, kajian tersebut tidak memperhitungkan konsekuensi kesehatan yang timbul selama bertahun-tahun ke depan akibat kebijakan 'lockdown'.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: