Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ya Tuhan, Keluarga dengan 11 Anggotanya Positif Covid-19 Hanya dalam 48 Jam!

Ya Tuhan, Keluarga dengan 11 Anggotanya Positif Covid-19 Hanya dalam 48 Jam! Kredit Foto: Reuters/China Daily
Warta Ekonomi, New Delhi -

Mukul Garg tidak terlalu khawatir ketika pamannya yang berusia 57 tahun mengalami demam pada 24 April. Namun, dalam tempo 48 jam, dua dari 17 anggota keluarga lainnya jatuh sakit.

Gejala-gejala muncul sesuai dengan perkiraan --suhu badan meningkat dan suara serak karena batuk. Awalnya Garg menduga itu hanyalah flu musiman, enggan mengakui bisa jadi yang menyerang mereka adalah virus corona.

Baca Juga: Ketika Israel-India Adem Ayem Perangi Pandemi Virus Corona Bersama

"Lima atau enam orang biasa jatuh sakit bersamaan, jadi jangan panik." Itulah kata Marg kepada dirinya sendiri.

Beberapa hari kemudian, lima orang lagi menunjukkan gejala-gejala Covid-19. Dalam waktu singkat keluarga Garg menjadi klaster sendiri karena 11 dari 17 anggota keluarga positif.

"Kami tidak bertemu dengan siapa pun di luar rumah dan tak seorang pun masuk ke rumah. Sekali pun demikian, virus corona masuk ke rumah, dan menginfeksi satu demi satu anggota keluarga," tulis Garg dalam blognya.

Sulit jaga jarak

Karantina wilayah secara ketat di India mulai berlaku pada 25 Maret dan baru dilonggarkan pekan ini. Berdasarkan aturan karantina, penduduk diharuskan tinggal di rumah, tidak berada di jalan-jalan yang padat dan tidak berada di tempat-tempat umum yang ramai.

Namun di India rumah adalah tempat yang padat, setidaknya jika melihat data bahwa 40% rumah tangga terdiri dari banyak generasi (kadang-kadang tiga bahkan empat generasi tinggal serumah). Kondisi ini juga rentan karena penelitian menunjukkan virus lebih mungkin menyebar di dalam ruangan.

"Semua keluarga yang menjalani karantina berubah menjadi klaster begitu seseorang terinfeksi, itu hampir pasti," kata Dr Jacob John, seorang ahli virologi.

Dan seperti yang dialami keluarga Garg, menjaga jarak tidak selalu mungkin dilakukan dalam keluarga besar, khususnya di masa karantina wilayah ketika mereka terisolasi dari dunia luar.

'Kami merasa begitu kesepian'

Keluarga besar Garg menempati rumah berlantai tiga di permukiman padat di Delhi barat laut. Garg (33), istrinya (30), dan kedua anaknya, masing-masing berusia enam dan dua tahun, tinggal di lantai atas, bersama dengan kedua orang tuanya dan nenek serta kakeknya. Dua lantai di bawah ditempati oleh paman-pamannya dari pihak ayahnya dan keluarga mereka.

Umur mereka bervariasi mulai dari bayi berusia empat bulan hingga seorang kakek berusia 90 tahun yang terbaring di tempat tidur. Namun tidak seperti kebanyakan keluarga besar di satu rumah yang berbagi ruang tidur dan kamar mandi, keluarga Garg mempunyai tempat tinggal yang luas.

Setiap lantai mempunyai luas sekitar 250 meter persegi, atau kira-kira dua kali luas lapangan tenis dan dilengkapi dengan tiga kamar tidur masing-masing lengkap dengan kamar mandi dan satu dapur.

Kendati demikian, virus corona menyebar dengan sangat cepat, dari satu lantai ke lantai lainnya dan menginfeksi hampir semua orang dewasa di rumah itu. Mereka mengidentifikasi paman Garg sebagai pasien 0, tetapi keluarga besar itu masih tidak yakin bagaimana ia terinfeksi.

"Kami pikir mungkin dari seorang pedagang sayuran atau seseorang di toko makanan karena dari situlah seseorang dari keluarga ini menginjakkan kaki di luar," jelas Garg.

Ketika virus menyebar, ketakutan dan rasa malu membuat mereka enggan mengikuti tes.

"Kami berjumlah 17 orang, tetapi kami merasa begitu kesepian. Kami khawatir jika sesuatu terjadi pada kami apakah orang akan datang ke pemakaman karena stigma terkait dengan virus corona?"

Tetapi pada minggu pertama bulan Mei ketika tantenya yang berusia 54 tahun mengalami sesak napas, keluarga itu melarikannya ke rumah sakit. Dan Garg paham semua anggota keluarga harus menjalani tes.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: