Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Social Distancing sampai 2022, Industri Ini Diprediksi Booming

Social Distancing sampai 2022, Industri Ini Diprediksi Booming Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sejak kasus Covid-19 pertama muncul di Indonesia pada Maret lalu, kondisi ekonomi Indonesia mengalami perlambatan yang signifikan. Kondisi ini terjadi akibat dari perpaduan gejolak pada aspek kesehatan yang merembet ke sektor ekonomi karena sebagian besar aktivitas terhenti demi mencegah penyebaran Covid-19.

Dampaknya menghantam berbagai bidang ekonomi, mulai dari indeks bursa saham melemah, nilai tukar rupiah sempat terpuruk, operasional bisnis terhambat dan mengalami kerugian besar, hingga para pekerja secara langsung terdampak situasi ini.

"Studi terbaru dari Unversitas Harvard mengatakan bahwa penerapan social distancing perlu dilakukan setidaknya hingga 2022 mendatang," ujar Pengamat Konsumen dan Pakar Marketing Yuswohadi di Jakarta, Kamis (11/6/2020).

Baca Juga: Kuartal II-2020 Ekonomi Makin Buruk, 7,7 Juta Angkatan Kerja Baru Bakal Nganggur

Di periode ini, kondisi ekonomi diperkirakan belum akan stabil. Artinya, masyarakat akan terus diliputi kecemasan dan kekhawatiran, mulai dari khawatir terpapar virus, khawatir terjadi risiko pada kehidupannya, khawatir krisis ekonomi, khawatir kehilangan pekerjaan, dan khawatir stabilitas ekonomi terguncang.

Imbasnya, kata Yuswohadi, kesadaran dan kebutuhan akan perlindungan asuransi pun menjadi sebuah kewajaran.

"Hal ini sejalan dengan 100 prediksi New Normal Life After Covid-19 yang kami susun, salah satunya menyimpulkan bahwa asuransi menjadi kebutuhan yang tak terelakan di tengah masyarakat di tatanan baru ini," ucapnya.

Di sisi lain, dibutuhkan inovasi dan kesiapan dari pihak industri untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sekaligus menghadirkan cara berasuransi baru dengan mengutamakan keamanan dan kenyamanan nasabah dan para tenaga pemasar.

"Sebuah transformasi model bisnis berbasis digital, yang mampu mendukung produktivitas, sekaligus selaras dengan perubahan kebutuhan dan perilaku konsumen yang ada saat ini," jelas Yuswohady.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: