Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Karpet Impor Banjiri Indonesia, Terbesar dari Tiongkok

Karpet Impor Banjiri Indonesia, Terbesar dari Tiongkok Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Jakarta -

Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) Kementerian Perdagangan memulai penyelidikan tindakan pengamanan perdagangan (safeguards) karpet dan penutup lantai tekstil lainnya. Keputusan ini diambil setelah ada per­mohonan dari Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API).

"Dari bukti awal permohonan yang diajukan API, KPPI menemukan adanya lonjakan jumlah impor karpet dan penutup lantai tekstil lainnya. Selain itu, terdapat indikasi awal mengenai kerugian serius atau ancaman kerugian serius yang dialami industri dalam negeri sebagai akibat lonjakan impor tersebut," ujar Ketua KPPI, Mardjoko, di Jakarta, Kamis (11/6/2020).

Baca Juga: Percepat Pemulihan Ekonomi, Pemerintah Akan Batasi Impor

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam tiga tahun terakhir (2017-2019), terjadi peningkatan volume impor karpet dan penutup lantai tekstil lainnya dengan tren sebesar 25,2%. Pada 2017 volume impor produk ini tercatat sebesar 21.907 ton, kemudian pada 2018 naik 31% menjadi sebesar 28.706 ton, dan pada 2019 naik 19,7% menjadi sebesar 34.357 ton.

Mardjoko mengungkapkan negara asal impor karpet dan penutup lantai tekstil lainnya di antaranya Tiongkok, Turki, Korea Selatan, dan Jepang. Sementara, volume impor produk ini terbesar berasal dari Tiongkok dengan pangsa impor pada 2017 sebesar 50,2%.

Kemudian pada 2018 naik menjadi 56,1%, dan pada 2019 naik menjadi 63,4% dari total impor di Indonesia.

"Kerugian atau ancaman kerugian serius  terlihat dari beberapa indikator kinerja industri dalam negeri pada 2017-2019. Indikator tersebut, antara lain penurunan keuntungan secara terus-menerus akibat menurunnya volume produksi dan volume penjualan domestik, meningkatnya volume persediaan akhir atau jumlah barang yang tidak terjual, menurunnya kapasitas terpakai, berkurangnya jumlah tenaga kerja, serta menurunnya pangsa pasar industri dalam negeri di pasar domestik," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: