Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dolar AS Berotot Lawan Mata Uang Global, Tapi Keok di Hadapan Rupiah!

Dolar AS Berotot Lawan Mata Uang Global, Tapi Keok di Hadapan Rupiah! Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dolar AS mendapat angin segar dari data penjualan ritel AS yang menunjukkan bahwa tak kurang dari 2,5 juta pekerjaan tercipta pada Mei 2020. Kabar tersebut menjadi faktor yang membuat dolar AS kini tampil berotot di hadapan hampir semua mata uang, seperti dolar Australia, euro, poundsterling, dolar New Zealand, dolar Kanada, franc.

Rombongan mata uang Asia yang kemarin perkasa kini juga ikut lumpuh di hadapan dolar AS, misalnya yuan, won, dolar Singapura, baht, dan dolar Taiwan. Hanya tersisa rupiah dan yen yang sampai sekarang belum dapat ditaklukkan oleh dolar AS. 

Baca Juga: Sadis! Dolar AS Kritis, Rupiah Tambah Eksis!

Langkah dolar AS untuk menyapu bersih mata uang global sedikit tertahan oleh pesimisme The Federal Reserve (The Fed) yang menilai bahwa ekonomi AS masih jauh dari harapan mengingat sampai saat ini perang melawan virus corona masih terus berlangsung. 

Baca Juga: Dahsyatnya The Fed, Dolar AS Dibuat Babak Belur di Hadapan Mata Uang Global!

Alhasil, walau menguat secara global, dolar AS nyatanya keok saat berhadapan dengan rupiah. Dilansir dari RTI, dolar AS sempat tersungkur ke level terdalamnya di angka Rp14.030. Sampai dengan pukul 09.40 WIB, rupiah tercatat menguat tipis 0,14% ke level Rp14.051 per dolar AS. 

Keunggulan rupiah juga nampak di hadapan tiga mata uang global lainnya, yakni dolar Australia (0,56%), poundsterling (0,30%), dan euro (0,15%). Seluruh mata uang Benua Kuning pun ikut disapu bersih oleh rupiah, termasuk baht (0,62%), won (0,60%), dolar Singapura (0,31%), ringgit (0,30%), dolar Taiwan (0,17%), dolar Hong Kong (0,11%), yuan (0,10%), dan yen (0,04%).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: