Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gegara Rugi di Pengembangan Standar 5G, Amerika Bakal Rujuk Sama Huawei??

Gegara Rugi di Pengembangan Standar 5G, Amerika Bakal Rujuk Sama Huawei?? Kredit Foto: Foto/Ilustrasi/Sindonews/Ian
Warta Ekonomi, Bogor -

Amerika Serikat (AS) berniat merevisi larangan yang membuat perusahaan lokal tak bisa berbisnis dengan Huawei. Apakah perubahan itu bakal memungkinkan Huawei terlibat dalam pengembangan jaringan 5G di AS?

Sekretaris Perdagangan AS, Wilbur Ross mengonfirmasi adanya revisi terhadap peraturan yang membuat Huawei kehilangan sejumlah partner bisnis dari Negeri Paman Sam. Penandatanganan perubahan peraturan telah berlangsung, mestinya itu terbit Selasa (16/6/2020).

Meski begitu, Ross mengatakan, "AS tak akan menyerahkan kepemimpinan dalam inovasi global. Kami berkomitmen melindungi keamanan nasioanl AS dan kepentingan kebijakan luar negeri dengan mendorong industri AS terlibat sepenuhnya serta mengadvokasi teknologi AS agar jadi standar internasional."

Baca Juga: Mengejutkan, Huawei Akhirnya Kalahkan Samsung

Baca Juga: Mau Tonton Youtube Tanpa Iklan? Begini Loh Tips dan Triknya

Departemen Perdagangan AS mengumumkan rencana itu awal pekan ini. Dalam kata lain, Ross menyebut, partisipasi AS dalam penetapan standar bakal berdampak terhadap masa depan 5G, kendaraan otonom, kecerdasan buatan, dan teknologi canggih lain.

Mengutip Reuters, Rabu (17/6/2020), Juru Bicara Huawei, Michelle Zhou tak punya tanggapan langsung terhadap kabar itu.

Tahun lalu, AS menempatkan Huawei pada Daftar Entitas, membatasi penjualan barang dan teknologi AS ke perusahaan asal China itu. Keamanan nasional jadi dalih Paman Sam.

Namun, Daftar Entitas Huawei dianggap tidak menguntungkan pengaturan standar jaringan 5G, menurut para pejabat industri dan pemerintah; membuat para insinyur dari sejumlah perusahaan AS hengkang dari pengembangan standar jaringan.

Aturan baru itu merupakan tanggapan pemerintah terhadap kecemasan perusahaan AS dan anggota parlemen.

Direktur Senior Kebijakan untuk Asia di Dewan Industri Teknologi Informasi, Naomi Wilson berujar, "kebingungan yang berasal dari pembaruan Daftar Entitas pada Mei 2019 secara tak langsung mengurangi kontribusi perusahaan As dari pengembangan standar sehingga ada kerugian strategis."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: