Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dikeroyok Dolar AS dan Mata Uang Dunia, Rupiah Paling Berdarah-Darah Se-Asia!

Dikeroyok Dolar AS dan Mata Uang Dunia, Rupiah Paling Berdarah-Darah Se-Asia! Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dolar AS tersungkur di hadapan hampir semua mata uang Asia, seperti dolar Taiwan, baht, dolar Singapura, won, yen, dan yuan. Sayangnya, ketika sebagian besar mata uang Asia perkasa, rupiah menjadi satu-satunya yang ambruk di hadapan dolar AS. 

Baca Juga: Fajrin Rasyid Digadang-Gadang Hijrah dari Bukalapak ke Telkom, TLKM Diborong Rp170 Miliar Lebih!

Baca Juga: Hah? Diklaim Punya Kemampuan Super, Trump Mohon-Mohon ke Xi Jinping Minta Dipastikan Menang Pemilu

Dilansir dari RTI, sampai dengan pukul 12.35 WIB, rupiah terkoreksi sedalam -0,35% ke level Rp14.085 per dolar AS. Beberapa saat lalu, rupiah bahkan jatuh hingga ke level terdalamnya di angka Rp14.088 per dolar AS.

Rupiah semakin berdarah-darah ketika ditekan oleh tiga mata uang global lainnya, yakni dolar Australia (-0,18%), poundsterling (-0,32%), dan euro (-0,42%).

Baca Juga: Kabar BI Paling Dinanti, Rupiah Bergerak Hati-Hati

Bahkan, rupiah juga tak mendapat tempat terbaik di Asia. Dengan kata lain, rupiah resmi menjadi mata uang paling bawah se-Asia. Sang Garuda tertekan di hadapan won (-0,69%), yuan (-0,50%), yen (-0,43%), ringgit (-0,40%), dolar Singapura (-0,38%), baht (-0,36%), dolar Hong Kong (-0,33%), dan dolar Taiwan (-0,30%). 

Sebagai informasi, pergerakan rupiah saat ini dibayangi oleh keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) mengenai suku bunga acuan menjadi kabar yang paling dinanti pada Kamis (18/06/2020).

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menilai BI akan menurunkan suku bunga acuannya BI-7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps menjadi 4,25% pada bulan ini.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: