Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jokowi Berbangga: Indonesia Lebih Baik dari Amerika Serikat dan Brasil

Jokowi Berbangga: Indonesia Lebih Baik dari Amerika Serikat dan Brasil Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Joko Widodo menerima para purnawirawan TNI dan Polri di Istana Kepresidenan, Jumat 19 Juni 2020. Jokowi dalam kesempatan itu menjelaskan situasi terkini terkait penanganan pandemi corona (Covid-19).

Menurut Jokowi, jika dibandingkan dengan negara besar lain, situasi di Indonesia masih lebih baik. Jokowi membandingkan situasi di Amerika Serikat, Brasil, Inggris, dan sebagainya.

Baca Juga: Ini Edan Sih! 75,6% Orang Setuju Jokowi Rombak Kabinet

"Sekarang ini memang misalnya kayak Amerika yang positif sudah di atas 2 juta (orang). Kemudian yang meninggal sudah lebih dari 120 ribu di Amerika. Kemudian, juga Brasil sudah hampir 800 ribu yang terkena, Inggris, kemudian Rusia yang di atas 500 ribu sudah termasuk India," ujar Jokowi.

Bagi Jokowi, angka kasus positif di Tanah Air yang tembus 40 ribu masih belum parah jika merujuk jumlah penduduk Indonesia.

"Kita Alhamdulillah penduduk kita banyak, tapi angka terakhir kemarin data kita berada pada posisi 40 ribu lebih sedikit yang positif. Namun, juga Alhamdulillah 16 ribu lebih juga yang sudah bisa disembuhkan," jelasnya.

Di samping urusan kesehatan, pandemi juga menurutnya berdampak pada urusan sosial dan ekonomi. Dia bilang, kondisi ekonomi di semua negara pada kuartal kedua tahun 2020 ini akan sangat berat. Pertumbuhan ekonomi pun diprediksi akan menurun hingga negatif.

"Saya harus berbicara apa adanya. Di kuartal kedua ini kita akan minus mungkin sampai minus 3 sampai 3,8 persen. Perkiraan kami seperti itu," kata sang presiden.

Dia menjelaskan, kinerja ekonomi yang terdampak pandemi tersebut tidak hanya dialami oleh Indonesia. Berdasarkan data yang diterima Presiden dari Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF) dan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), pertumbuhan ekonomi berbagai negara di dunia pun akan turun.

"Perkiraan pertama, mereka menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi dunia akan turun kurang lebih minus 2,5. Tetapi terakhir dua hari yang lalu, OECD menyampaikan bahwa minusnya bisa sampai 6 sampai minus 7,6 pertumbuhan dunia. Bahkan nanti di Eropa di kuartal kedua ini minusnya bisa sampai 15-17 persen karena mereka me-lockdown terlalu lama," jelasnya.

Lembaga-lembaga dunia itu juga memprediksi pertumbuhan ekonomi di negara-negara Eropa pada tahun ini akan minus 9-12 persen. Sementara, Australia diprediksi minus 6,8 persen, Jepang minus 5,2 persen, Amerika Serikat minus 6,6 persen, Malaysia minus 3,5 persen, dan Singapura minus 5 persen.

"Kita alhamdulillah dikategorikan oleh mereka berada pada pertumbuhan positif. Seperti Bank Dunia menyampaikan bahwa nanti di negara-negara G20 itu yang positif hanya 3, China +1,9, (persen) India +1,2 (persen), Indonesia +0,5 (persen). Akan tetapi, dari penghitungan terakhir mereka menyampaikan mungkin semuanya bisa minus. Memang perkembangan ini dinamis dan selalu berubah setiap minggu, setiap bulan," ujar Jokowi.

Jokowi juga menjelaskan bahwa kondisi itu lebih berat dari kondisi ekonomi tahun 1998. Menurut dia, jika saat itu yang terdampak adalah sektor perbankan dan konglomerat besar, tetapi saat ini semua sektor turut terdampak.

"Jadi situasi ini yang ingin saya sampaikan apa adanya, tetapi juga pemerintah telah menyiapkan stimulus bantuan sosial yang sudah mulai kita berikan kepada masyarakat dalam 1,5 bulan ini dan alhamdulillah dari apa yang saya tangkap saya ke kampung, ke desa, saya dengarkan ya mereka berat tetapi mereka menyadari bahwa ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi terjadi di 215 negara di dunia," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: