Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sri Mulyani Curhat Minta Dimengerti Soal...

Sri Mulyani Curhat Minta Dimengerti Soal... Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi -

Dampak badai virus corona ternyata lebih serius dari yang diperkirakan. Dalam analisis terbarunya, Menteri Keuangan Sri Mulyani meramalkan ekonomi kuartal II akan tumbuh minus 3,8 persen. Meski tumbuh minus, dia minta dimengerti. Kata dia, perolehan tersebut sudah lumayan. Soalnya di negara lain banyak yang sudah kena resesi.

Hal tersebut disampaikan Sri Mulyani saat menggelar pertemuan online dengan jajaran Kementerian Keuangan di Indonesia. Dalam pertemuan berkonsep Town Hall Meeting itu, Sri Mulyani bercerita macam-macam.

Sesekali, dia curhat tentang pekerjaan yang menurutnya begitu berat. Adanya anjuran work from home atau bekerja di rumah membuat rumah dan kantor serasa tak bedanya. Jadi, dia seperti bekerja tiada henti sepanjang 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu.

Baca Juga: Sri Mulyani Pastikan Trump Setuju Pajak Digital Netflix

Soal APBN? Eks Direktur Pelaksana Bank Dunia itu bilang keuangan negara saat ini mengalami tekanan yang sangat berat. Awalnya, dia memperkirakan APBN 2020 akan sangat sehat. Dia memproyeksikan, defisit APBN 2020 ada di angka 1,76 persen dengan keseimbangan primer 0. Namun gara-gara ada pandemi, harapan itu jadi ambyar semuanya.

Untuk menangani pandemi virus corona pemerintah terpaksa harus mengeluarkan anggaran sebesar Rp700 triliun. Akibatnya, defisit APBN hampir mencapai 7 persen. Tak hanya menekan keuangan negara. Pandemi juga memporakporandakan segala sendi kehidupan mulai dari kesehatan, sosial, sampai ekonomi.

Karena itu, Sri Mulyani menyebut pandemi ini dengan istilah perfect storm atau badai yang sempurna. Soalnya sudah bikin ekonomi ancur. Gara-gara corona banyak investor panik yang akhirnya membuat kurs rupiah bergejolak, saham merosot dan imbal hasil obligasi merosot.

Selain itu, aktivitas ekonomi terhambat karena ada pembatasan sosial. Dengan dampak itu semua, ekonomi di seluruh dunia diprediksi tumbuh negatif. Termasuk Indonesia.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: