Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemerintah Inggris Soal Huawei: Tekanan Amerika Serikat Akan Beri Huawei Kekuatan untuk . . . .

Pemerintah Inggris Soal Huawei: Tekanan Amerika Serikat Akan Beri Huawei Kekuatan untuk . . . . Kredit Foto: Foto/Ilustrasi/Sindonews/Ian
Warta Ekonomi, Bogor -

Para pejabat keamanan Inggris meminta operator telekomunikasi Inggris menyetok komponen teknologi Huawei dalam jumlah memadai akibat kecemasan soal sanksi baru AS.

Berdasarkan surat yang telah dikonfirmasi oleh Reuters, dikutip Senin (22/6/2020), Inggris khawatir kalau sanksi baru AS akan melahirkan kondisi kritis hingga mengganggu pasokan komponen Huawei.

Kepada operator seperti BT Group dan Vodafone, pejabat di National Cyber Security Centre (NCSC) berujar, "jaga pasokan suku cadang dari semua produsen dalam jumlah yang memadai."

Baca Juga: Soal Revisi Aturan Penjualan Teknologi ke China, Amerika: Kami Bukan Mau Bantu Huawei, Tapi . . . .

Baca Juga: PHK Massal Serang Startup, dalam 3 Bulan Puluhan Ribu Orang Kehilangan Pekerjaan

Meski begitu, surat itu juga menekankan peningkatan risiko dari peralatan Huawei dan kemampuannya dalam menyediakan pembaruan demi menghadapi tekanan AS di masa depan.

"Memastikan kalau produk dan komponen tetap diperbarui merupakan hal penting demi menjaga keamanan jaringan. Tekanan AS yang makin tinggi terhadap Huawei mampu memengaruhi kemampuannya menyediakan pembaruan untuk produk yang memakai teknologi AS," jelas surat itu lagi.

Juru Bicara NCSC pun merekomendasikan agar para operator mempertimbangkan dampak sanksi AS terhadap jaringan telekomunikasi Inggris.

Di sisi lain, Wakil Presiden Huawei, Victor Zhang mengatakan, "pelanggan kami merupakan prioritas nomor satu, kami bekerja sama dengan mereka untuk memastikan kelangsungan bisnis. Kami sangat menentang tindakan As yang bertujuan merusak bisnis kami dan tak memiliki dasar."

BT dan Vodafone menolak berkomentar.

Asal tahu saja, Inggris menggolongkan Huawei sebagai vendor berisiko tinggi pada Januari, sehingga membatasi perannya di jaringan 5G pada angka 25% dan mengeluarkannya dari inti jaringan.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: