Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pilih Nyawa atau Ekonomi, Gugus Tugas: Ibarat Makan Buah Simalakama

Pilih Nyawa atau Ekonomi, Gugus Tugas: Ibarat Makan Buah Simalakama Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Pandemi Covid-19, Doni Monardo akhirnya menjawab kritik masyarakat terkait penyelamatan nyawa manusia atau ekonomi, terkait dengan upaya pemerintah melakukan pelonggaran aktivitas di tengah pandemi Covid-19. Menurutnya, memilih salah satu di antara kedua pilihan ibarat memakan buah simalakama.

Hal ini disampaikan Doni dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) tentang Rancangan Kerja Anggaran (RKA) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) 2021 dengan Komisi VIII DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta hari ini, Selasa (23/6/2020).

"Kemudian meningkatkan hubungan kerja antara pusat dan daerah. Kenapa ini penting karena sampai hari ini belum ada satu pun pakar yang dapat memastikan kapan Covid-19 akan berakhir, sementara masyarakat kita sudah dua bulan lebih PSBB dan karantina pribadi, kami dapat masukan dari kementerian/lembaga ada 1,7 juta warga negara kita pada April yang di-PHK, yang sekarang mungkin sudah lebih," ujar Doni dalam RDP.

Baca Juga: Dituding Mentingin Ekonomi, Ya Allah Niat Asli Opung Luhut Mulia

Karena itu, Doni melanjutkan, pihaknya melaporkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa pemerintah tidak bisa memilih salah satu karena ada banyak pakar yang bertanya soal pilihan yang akan diambil Gugus Tugas, apakah memilih kesehatan atau ekonomi.

"Kami katakan Pemerintah Indonesia memilih salah satu berarti kita seperti makan buah simalakama, di makan mati, tidak dimakan juga mati," katanya.

Sehingga, kata Doni, Gugus Tugas menawarkan konsep kepada Presiden bahwa Indonesia harus mengambil langkah paralel yakni, dengan menjalankan keduanyan secara seimbang. Kapan harus tancap gas dan kapan harus menginjak rem. Saat muncul kasus Covid-19, maka rem yang harus diinjak, sehingga antara rem dan gas harus seimbang.

"Kami dapat bantuan dari pakar IT untuk menyusun dashboard sehingga data-data daerah mulai dari banyak tempat tidur, APD, mesin PCR dan semua dokter terdata dashboard bersatu dalam Covid-19," papar Doni.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: