Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Orang Ini Bongkar Rupanya Jokowi Marahi Aparat-aparat yang Sensi, Apa-apa Ditangkap, Apa-apa Diadili

Orang Ini Bongkar Rupanya Jokowi Marahi Aparat-aparat yang Sensi, Apa-apa Ditangkap, Apa-apa Diadili Kredit Foto: Antara/BPMI Setpres/Handout
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menkopolhukam Mahfud MD mengungkapkan bahwa hoaks dan ujaran kebencian menjadi tantangan tersendiri bagi penyelenggara pemilu selain pandemi virus corona (Covid-19). Hal itu pun sempat dibahas dengan Presiden Jokowi.

Mahfud mengakui kondisi tersebut memang memprihatinkan. Namun, dia mengatakan bahwa Presiden Jokowi berpesan agar aparat tidak berlebihan meresponsnya.

"Tapi pesan Presiden itu aparat jangan terlalu sensi. Ada apa-apa ditangkap, ada apa-apa diadili. Orang mau webinar dilarang, enggak usah, biarin aja kata presiden," ujar Mahfud dalam sambutan peluncuran Peta Kerawanan Pemilu oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Selasa (23/6/2020).

Baca Juga: KPK, Kejagung hingga Polri Disentil Eks Ketua MK: Kasus Banyak Terkatung-katung

Mahfud menyatakan, ada atau tidak ada seminar, pemerintah tetap menjadi sasaran kritik. Jadi, kata Mahfud, meskipun ada tindakan kriminal, tetap saja dianggap kriminalisasi.

"Kalau cuma bikin hoaks-hoaks ringan gitu yah, orang bergurau gitu, ya biarin sajalah. Dalam konteks itulah konsep restorative justice menjadi penting," ujarnya.

Mahfud menjelaskan yang dimaksudnya dengan restorative justice merupakan tindakan untuk melanggar hukum guna menegakan hukum. "Tindakan melanggar hak asasi manusia untuk menegakan hak asasi manusia," tutur Mahfud.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: