Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bahas Masa Depan Fashion setelah Pandemi, APR Adakan Webinar

Bahas Masa Depan Fashion setelah Pandemi, APR Adakan Webinar Kredit Foto: Youtube APR
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Asia Pacific Rayon (APR) mengadakan Webinar atau Web Seminar dengan tema "Everything Indonesia Webinar Series: Fashion?The New Normal". Webinar yang dilangsungkan pada Selasa (23/6/2020) kemarin merupakan rangkaian pertama dari sejumlah webinar yang akan diselengarakan APR bersama pelaku fashion designer, pengerajin, akademisi, milenial, serta para pelaku fashion dan tekstil.

Direktur APR, Basrie Kamba mengatakan, Webinar ini digelar untuk membahas nasib dan masa depan industri fashion di tengah masa pandemi. Dengan adanya diskusi ini, semua pihak dapat memberikan masukan serta ikut berkontribusi dalam upaya membangkitkan semangat para fashion designer, para pengerajin, termasuk mereka yang ada di dalam industri kecil dan menengah.

Baca Juga: Sektor Industri Kembali Menggeliat, Trakindo Luncurkan Aplikasi Customer

"Pandemik ini mengubah semua aspek kehidupan kita, dari cara kita berbisnis, bekerja, bergaul, cara kita berbelanja, hingga cara kita berpakaian. Tidak hanya dampak pandemi, tetapi juga akan ada perubahan tren yang bakal terjadi," jelas Basrie.

Sementara itu, Chairman Indonesia Fashion Chamber, Ali Charisma yang merupakan salah satu panelis Webinar kali ini mengatakan, sustainable fashion merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Sebelum adanya pandemik, sustainable fashion itu penting. Setelah pandemik, sustainable fashion itu akan lebih penting lagi.

"Sustainable fashion itu penting karena akan berjalan sesuai tren dan perubahan gaya hidup. Setelah pandemik ini, perubahan gaya hidup orang akan lebih sederhana dan tren juga akan lebih sederhana. Mungkin dari segi warna, potongan (model pakaian), dan lain-lain. Jadi, selama pandemik orang akan makin berpikir yang akhirnya konsumen bisa memutuskan sustainable lifestyle itu akan menarik untuk dijalani," paparnya.

Menurut Ali, untuk menerapkan sustainable fashion harus diperlukan dukungan dari berbagai pihak dengan cara adanya kolaborasi dari industri-industri yang terkait. "Dari sebelum pandemik, kami juga sudah aware banget. Setelah pandemik ini, kolaborasi antar industri akan dirasa amat sangat penting sekali. Jadi, kami pun sudah punya konkret plan, yaitu kolaborasi antar industri," pungkas Ali.

Basrie kembali menambahkan, secara kolektif, pihaknya melalui APR akan memberi semangat khususnya kepada brand atau label fashion lokal yang menggunakan bahan baku dalam negeri yang berkelanjutan. Penggunaan produk-produk dalam negeri sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk menggerakkan #BanggaBuatanIndonesia. Sebagai informasi, APR merupakan salah satu perusahaan produsen serat viscose-rayon atau bahan baku tekstil yang berasal dari dalam negeri.

"Kita tahu bahwa dunia sering membicarakan local pride. Jadi, kebanggaan lokal harus kita dorong bersama-sama," pungkas Basrie.

APR merupakan perusahaan yang memproduksi serat viscose rayon terintegrasi terbesar di dunia. Serat kayu diambil dari perkebunan yang dikelola secara berkelanjutan yang dapat dilacak di sepanjang rantai, mulai dari pembibitan hingga produk viscose rayon. Memiliki sifat-sifat sejuk, nyaman, dan warna yang bagus, membuat produk viscose rayon APR cocok untuk berbagai pilihan dalam berbagai mode busana.

Dalam acara ini juga turut serta sebagai pembicara yakni Margaretha Untoro (Editor-in-chief Dewi Fashion Magazine), Norman Lukman (Head of Product Delami Brands), Dicky Maryoga Hutadjuju (Faculty Member & Fashion Lecturer BINUS Northumbria School of Design), dan Syarifah Aminah (Fashion Designer Richard Valentine).

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: