Beli Pesawat Baru, IATA Anggarkan Capex US$ 22 Juta

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk (IATA) yang merupakan emiten di bidang transportasi udara ini menganggarkan dana belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$ 20 juta hingga US$ 22 juta.

Direktur Keuangan IATA David M Soetiarto mengatakan dana capex akan digunakan perseroan untuk membeli dua private jet.

"Capex kami untuk beli private jet. Satu pesawat itu US$ 10-11 juta. Jadi, untuk membeli pesawat ini kami anggarkan capex kira-kira US$ 20-21 juta. Selain itu, juga ada untuk anak usaha kita di sektor infrastruktur," kata David di Jakarta, Jumat (9/5/2014).

Lebih lanjut, David menyebutkan dana capex akan diperoleh dari dana kas internal serta pendanaan eksternal. Namun, ia masih belum bisa memastikan pendanaan eksternal apa yang akan dilakukan perseroan.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) IATA, perseroan meminta persetujuan pemegang saham untuk menjaminkan asetnya ke bank. David menjelaskan dana hasil penjaminan aset ini juga bisa saja digunakan untuk membeli pesawat.

"Rencananya, selain beli pesawat akan untuk anak usaha. Jadi, kita minta izin untuk menjaminkan aset kita agar mendapat pinjaman dari bank," terangnya.

Selain itu, perseroan juga berencana untuk menjual tiga pesawat miliknya dengan menargetkan dapat memperoleh dana segar sebesar US$ 7,5 juta.

"Kita akan jual aset, yaitu pesawat yang sudah tua. Folker, kita akan jual dua dan helikopter satu unit," tambahnya.

Menurut David, penjualan pesawat ini dikarenakan usia pesawat yang sudah tua serta pesawat tersebut sudah tidak dapat lagi menghasilkan pendapatan kepada perusahaan

"Kami jual karena peremajaan pesawat terbang (dan) yang kedua karena tidak menghasilkan pendapatan. Dananya untuk beli pesawat atau untuk permodalan. Target akan jual secepat mungkin karena kita mau sebelum pesawat baru datang sudah terjual," tukasnya.

Foto: Sufri Yuliardi