Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gawat, Tentara India Lagi dan Lagi Diadang Pasukan China

Gawat, Tentara India Lagi dan Lagi Diadang Pasukan China Kredit Foto: Reuters/Danish Ismail
Warta Ekonomi, New Delhi -

Sepekan pasca-bentrokan maut di Lembah Galwan, Ladakh, antara pasukan India dan Tentara China, ketegangan kedua negara semakin meningkat. Yang terbaru, India menuding tentara China mengadang patroli militer India di dua titik wilayah Daulat Beg Oldi, Rabu.

Dalam laporan dua media India, Aatjak dan India Today, konvoi Patroli Angkatan Bersenjata India (BSS) diadang pasukan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) di Daulat Beng Oldi, wilayah yang bersebelahan dengan Lembah Galwan, dekat Garis Aktual Kontrol (LAC).

Baca Juga: Lho, Kok China Marah-marah Pas Dibilang Puluhan Tentaranya Tewas di Tangan Prajurit India?

Sementara itu, kabar lain juga mengungkap bahwa tentara China sudah memobilisasi sejumlah artileri dan kendaraan tempur ke wilayah tersebut. 

Tercatat, sejumlah artileri dan kendaraan berat dipindahkan tentara China ke beberapa titik patroli (Patroli Point), PP 15, PP 17, dan PP 17A.

"Di sektor DBO (Daulat Beg Oldi), China ingin membuat masalah dengan kami," ujar seorang sumber militer India yang tak mau disebutkan namanya.

Mereka menghalangi patroli kami untuk maju ke titik patroli (PP) 10 hingga 13 di daerah itu. Daerah ini bersebelahan dengan Lembah Sungai Galwan dan dekat dengan batalion India di sektor DBO," katanya.

Sumber tersebut juga mengonfirmasi bahwa tentara India tahu pasukan China sudah menyiapkan sistem pertahanan udara jarak jauh. Hal ini dilakukan untuk mengatasi ancaman jet-jet tempur Angkatan Udara India yang biasa beroperasi di wilayah tersebut.

Meski sudah beberapa kali melakukan perundingan baik di sektor militer dan politik, ketegangan di perbatasan kedua negara masih terus memanas. Pihak India menuding China lah yang tak menghormati komitmen yang telah disepakati.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: