Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kejadian Kocak Tentara Rusia Pembawa Bendera Pusaka di Parade Militer Kemenangan

Kejadian Kocak Tentara Rusia Pembawa Bendera Pusaka di Parade Militer Kemenangan Kredit Foto: Reuters/Eduard Korniyenko
Warta Ekonomi, Moskow -

Ada peristiwa kocak terjadi ketika berlangsungnya parade militer peringatan Hari Kemenangan atau Victory Day Rusia ke 75 di Lapangan Merah, Moskow, Rabu (24/6/2020).

Kejadian kocak itu bahkan terjadi di detik-detik dua bendera pusaka dibawa ke tengah-tengah ribuan tentara dalam peringatan atas kemenangan melawan pasukan Nazi, Jerman di Perang Dunia II.

Baca Juga: Parade Militer Rusia Rayakan Kemenangan atas Nazi di Perang Dunia II

Jadi saat dua bendera pusaka itu dibawa pasukan pembawa bendera militer Rusia, kedua bendera tak berkibar seperti biasanya. Malahan ketika petugas pembawa bendera masuk dalam barisan secara tak terduga muka seorang tentara terlilit bendera pusaka.

Tampak tentara itu sangat terganggu sebagai otomatis pandangannya terganggu. Kejadian itu berlangsung tak lama memang, hanya beberapa saat saja sebelum bendera tertiup angin dan lepas dari wajah tentara itu.

Memang sejak bendera dibawa sudah terlihat ada masalah, tampak posisi bendera resmi Rusia dibawa lebih tinggi. Sedangkan bendera pusaka Soviet dibawa terlalu rendah hingga tersangkut di tubuh pembawa bendera.

Dan yang paling penting, yang melilit wajah tentara Rusia itu bukan bendera sembarangan lho. Bendera itu merupakan bendera kemenangan Soviet yang dikibarkan pertama kali di Tentara Merah di gedung Reichstag di Berlin pada 1 Mei 1945 atau sehari setelah Adolf Hitler bunuh diri.

Peristiwa itu terekam jelas dalam video siaran langsung parade Militer Rusia yang disiarkan langsung Kremlin.

Untuk menyaksikan peristiwa kocak ini, Anda bisa menyaksikannya di video berikut mulai dari durasi 1:08 hingga 2:42.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: