Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ya Tuhan, Warganya Bu Risma Masih Banyak Gak Pakai Masker, Setelah Ditanya Alasannya...

Ya Tuhan, Warganya Bu Risma Masih Banyak Gak Pakai Masker, Setelah Ditanya Alasannya... Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Surabaya -

Warga Surabaya, Jawa Timur masih banyak yang tidak memakai masker di tengah pandemi Covid-19. Padahal tidak memakai masker rawan tertular Covid-19. Imbauan pemerintah agar memakai masker ketika keluar rumah tidak dipatuhi oleh sebagian warga.

Kondisi ini seperti terjadi di kawasan Kenjeran. Di mana warga yang cangkruk di warung kopi tidak memakai masker. Mereka tampak asyik ngobrol dengan warga yang lain tanpa memakai masker. Tidak hanya pembeli yang tak pakai masker, penjual kopinya juga tidak pakai masker.

Baca Juga: Nah Lho Ketahuan Jokowi, 70% Warganya Khofifah Gak Pakai Masker

Di samping warga yang cangkruk di warung kopi (warkop) tidak memakai masker, ada juga warga yang melintas di sekitar warkop tidak memakai masker. Kondisi tersebut sungguh sangat memprihatinkan. Sebab angka warga Surabaya yang terkonfirmasi positif Covid-19 cukup tinggi yakni 5.157 orang.

"Saya lebih enak tidak memakai masker. Karena kalau pakai masker seperti sesak nafas," terang salah seorang warga, Rohman, Jumat (26/6/2020).

Menurut Rohman, jika hanya pergi ke warkop untuk minum kopi dirinya tidak memakai masker. Namun kalau pergi berangkat kerja memakai masker.

"Kalau hanya ngopi di sini saya tidak pakai masker, dekat dengan rumah. Saya pakai masker ketika berangkat kerja, kan di jalan berdebu dan panas, serta melindungi dari virus juga," papar Rohman.

Hal senada juga diungkapkan Andre. Ia mengaku tidak pernah memakai masker jika hanya duduk di warkop. Di samping dekat dengan rumahnya, juga orang yang duduk di warkop tidak terlalu banyak. "Saya yakin aman. Di sini jarang yang pakai masker kalau ke warkop, tapi ada juga yang pakai masker," papar Andre.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menjelaskan sejumlah faktor yang menyebabkan tingginya kasus Covid-19 di Jatim, yakni masyarakat kurang disiplin dalam menerapkan physical distancing dan tidak memakai masker. Selain itu, masyarakat juga melakukan silaturahmi secara massif, bukan virtual sebagaimana anjuran dari pemerintah.

"Kami ingin menyampaikan situasi kepatuhan masyarakat di Surabaya Raya (Surabaya, Sidoarjo dan Gresik) pada posisi ini, kami menyampaikan tempat ibadah termasuk masjid, gereja dan pura itu masih ada 70 persen tidak menggunakan masker, 84 persen tidak physical distancing," terang Gubernur.

Begitu juga dengan pasar tradisional 92,8 persen buka, 84,1 persen mereka tidak memakai masker, dan 89 mereka tidak melaksanakan physical distancing. Kemudian di tempat cangkruan seperti warung-warung ada 88 persen tidak menggunakan masker, 89 persen tidak menerapkan physical distancing. Ini merupakan hasil survei dari Unair Surabaya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: