Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Aksi Tandingan India Balas China: Kerahkan Banyak Pasukan di Dekat Ladakh

Aksi Tandingan India Balas China: Kerahkan Banyak Pasukan di Dekat Ladakh Kredit Foto: Reuters/Danish Ismail
Warta Ekonomi, Jakarta -

India, untuk pertama kalinya, mengakui telah mengerahkan banyak pasukan di dekat Ladakh, wilayah di Himalaya yang jadi sengketa dengan China.

New Delhi klaim pasukan yang dikerahkan menyamai dengan jumlah pasukan yang dikerahkan Beijing. Aksi saling kerahkan pasukan ini terjadi setelah bentrok mematikan kedua negara bersenjata nuklir tersebut bulan ini.

Baca Juga: AS Ngaku Kirim Pasukan Militer Bantu Tentara India Lawan China

Kementerian Luar Negeri India menuduh China menyebabkan ketegangan dengan memulai penyebaran militer lebih dulu. Kementerian itu memperingatkan hubungan kedua negara dapat dirusak jika pertikaian berlanjut.

Seperti diketahui, militer kedua negara bentrok pada 15 Juni di wilayah Ladakh. Sebanyak 20 tentara India terbunuh, sedangkan China menolak mengonfirmasi tentang kemungkinan adanya korban jiwa di pihaknya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri India Anurag Srivastava mengatakan, "(Pasukan) kedua belah pihak tetap dikerahkan dalam jumlah besar di wilayah tersebut, sementara kontak militer dan diplomatik terus berlanjut."

Srivastava mengatakan "tindakan China" di perbatasan tidak resmi—yang dikenal sebagai Garis Kontrol Aktual (LAC)—menyebabkan bentrok mematikan bulan ini dengan batu dan pentungan. Tidak ada tembakan dalam konflik tersebut.

"Inti masalahnya adalah bahwa sejak awal Mei, pihak China telah mengumpulkan kontingen besar pasukan dan persenjataan di sepanjang LAC," tuduh Srivasta, seperti dikutip AFP, Sabtu (27/6/2020).

Dia menambahkan bahwa China telah menghalangi patroli India karena melanggar perjanjian yang dibuat untuk menghindari pertikaian kedua pihak. Kedua negara bersenjata nuklir ini pernah berperang di perbatasan pada tahun 1962 dan secara teratur terlibat bentrok sejak itu.

Srivastava mengatakan, pasukan China telah membangun "struktur" di sisi India dari garis demarkasi mereka di Lembah Galwan, Ladakh. "Meskipun ada beberapa pemberangkatan di masa lalu, tindakan pasukan China tahun ini sepenuhnya mengabaikan semua norma yang disepakati bersama," ujarnya.

"India harus melakukan penyebaran (pasukan) kontra karena penumpukan (pasukan) China," paparnya.

Komandan militer kedua negara telah mengadakan pembicaraan dan kedua menteri luar negeri juga telah membahas cara-cara untuk mengakhiri pertikaian. "Perdamaian dan ketenangan di daerah perbatasan adalah dasar dari hubungan bilateral kami," kata Srivastava yang menuntut agar China menindaklanjuti janjinya untuk mengurangi ketegangan.

"Kelanjutan dari situasi saat ini hanya akan merusak suasana untuk pengembangan hubungan."

Beijing sebelumnya menuduh pasukan India yang menyebabkan bentrok mematikan 15 Juni lalu dengan menyerang tentara China. Beijing juga meminta India untuk segera menghentikan semua tindakan yang melanggar aturan dan provokatif.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: