Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ogah Nama Baik Partai Diseret-Seret, Habiburokhman: Jangan Kaitkan Arief Poyuono Sama Gerindra!

Ogah Nama Baik Partai Diseret-Seret, Habiburokhman: Jangan Kaitkan  Arief Poyuono Sama Gerindra! Kredit Foto: Boyke P. Siregar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Majelis Kehormatan Partai Gerindra masih terus memproses Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono. Arief disidang karena menyebut isu PKI dimainkan oleh 'kadrun' yang ingin mengganggu pemerintahan Presiden Joko Widodo.

"Karena banyaknya pelapor dan saksi, diperkirakan pemeriksaan selesai setelah 3 atau 4 kali sidang yang digelar tiap pekan," kata Juru Bicara Partai Gerindra, Habiburokhman, Sabtu 27 Juni 2020.

Baca Juga: Arief Poyuono: Tuduhan Duit Jiwasraya untuk Kampanye Jokowi Terbantahkan

Habiburokhman juga menegaskan pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oleh Arief tidak mengatasnamakan partai pimpinan Prabowo Subianto ini. Hal itu juga diakui oleh Arief.

"Kami tegaskan bahwa saudara Arief Poyuono tidak mengatasnamakan Partai Gerindra dalam setiap statement, aktivitas maupun sikap beliau terkait politik," ujar Habiburokhman.

Baca Juga: Warganet Ramai-Ramai Geruduk SBY di Twitter: Apa Maksud Bapak?

Menurut Habiburokhman, Arief sejauh ini menyatakan diri sebagai Ketua Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu. Karena itu dia meminta media tidak mengaitkan sikap Arief dengan Gerindra.

"Kami meminta kepada rekan-rekan media massa maupun khalayak ramai agar tidak mengutip, merujuk atau mengaitkan statement, aktivitas dan sikap politik saudara Arief Poyuono dengan entitas Partai Gerindra," kata dia.

Sebelumnya, pada Selasa, 23 Juni 2020. Arief diseret ke Sidang Majelis Kehormatan (MK) Partai Gerindra. Arief menyebut isu PKI tak pernah ada dan hanya digaungkan kelompok 'kadrun' yang tak ingin adanya perdamaian dalam pemerintahan Presiden Jokowi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: