Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ketika Klaster Baru Corona Bermunculan Usai Penerapan New Normal

Ketika Klaster Baru Corona Bermunculan Usai Penerapan New Normal Kredit Foto: Reuters/Lucas Jackson
Warta Ekonomi, Jakarta -

Klaster virus Corona COVID-19 baru muncul di berbagai negara seperti di sebuah pabrik daging pengolahan di Jerman, sebuah gereja di Seoul, sebuah rumah sakit di Italia dan sebuah pasar grosir di Beijing. Klaster baru ini muncul justru pada saat pemerintah sudah menerapkan new normal untuk negaranya. 

Klaster baru ini membuat ketakutan akan gelombang kedua infeksi virus menjangkiti negara-negara yang telah berhasil memberantas penyakit ini. Bahkan sebagian negara telah melalui penguncian yang berdampak buruk secara ekonomi dan sosial.

Baca Juga: Kasus Positif Corona di Dunia, AS 2,5 Juta dan Brasil 1,3 Juta

Fakta terkait COVID-19 diketahui jika orang yang telah terinfeksi dapat menyebarkan virus sebelum gejala itu muncul. Bahkan kini diketahui jika ada golongan orang tanpa gejala (OTG). Hal itu membuat virus menyebar tanpa terdeteksi sebelumnya. 

Korea Selatan kini menjadi perhatian dunia setelah otoritas kesehatan menyampaikan jika negara itu memasuki gelombang kedua COVID-19.

Dikutip dari The Guardian, istilah gelombang kedua sebenarnya tidak memiliki definisi ilmiah yang disepakati. Hal itu bisa berarti banyak hal dari lonjakan infeksi lokal hingga krisis nasional yang tinggi, dan beberapa ahli menghindarinya karena alasan ini. 

Pencegahan utama dilakukan adalah dengan menemukan orang yang terinfeksi dan mencegah mereka menyebarkan penyakit. Dan hal itu cukup terbukti cepat menangani wabah ini. 

“Dengan tidak adanya vaksin atau obat yang efektif, itu semua tentang data. Kita perlu tahu di mana kasus-kasus itu. Mengidentifikasi siapa yang memiliki penyakit: pengujian, pelacakan dan isolasi," kata Profesor bidang Kesehatan Masyarakat di Universitas Edinburgh, Linda Bauld. 

Dengan cara itu sekelompok orang yang telah terinfeksi tidak akan menjadi wabah nasional dan dapat dengan cepat ditanggulangi. Keith Neal, profesor emeritus dalam epidemiologi penyakit menular, Universitas Nottingham mengatakan tindakan pencegahan juga membantu membatasi kecepatan penyebaran klaster baru. 

"Jika Anda mengurangi setiap risiko sebesar 10 persen atau 20 persen, secara keseluruhan, Anda memiliki pengurangan besar. Jadi temui sesedikit mungkin orang dan jaga jarak saat anda melakukannya, mengenakan masker, bekerja dari rumah," katanya. 

Tetapi perlu diketahui, pendekatan untuk menangkis gelombang kedua ini hanya berfungsi di negara-negara yang telah mampu menahan virus, dan memiliki sumber daya untuk melakukan pengujian, penelusuran dan penguncian.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: