Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jokowi Marah-Marah: Enggak Ada Progres...

Jokowi Marah-Marah: Enggak Ada Progres... Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan/Pool
Warta Ekonomi -

Presiden Jokowi jengkel melihat kinerja para menteri yang bekerja biasa-biasa saja di tengah ancaman krisis. Maklumlah, di tengah situasi pandemi Covid-19 sejak Maret 2020, para pembantu Jokowi mestinya memang kerja ekstra keras. Sebab, bencana kemanusiaan global ini tak hanya berdampak pada masalah kesehatan, tetapi juga menggebuk perekonomian. 

"Suasana dalam 3 bulan ke belakang dan ke depan, mestinya adalah suasana krisis. Kita yang ada di sini, semuanya bertanggung jawab terhadap 260 juta penduduk Indonesia. Tolong digarisbawahi. Kita harus punya senses of crisis yang sama," kata Jokowi dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, 18 Juni 2020.

Baca Juga: Jokowi Bakal Reshuffle Kabinet Sebelum Pidato Tanggal...

"Lha kalau saya lihat, Bapak Ibu masih ada yang menganggap ini normal. Berbahaya sekali. Kerja masih biasa-biasa saja. Kerja harus ekstra luar biasa, extra ordinary. Perasaan ini tolong sama. Kalau ada yang berbeda, satu saja, berbahaya," tegasnya.

Jokowi meminta para pembantunya untuk menerapkan kebijakan berbasis krisis. Jangan menerapkan kebijakan yang biasa-biasa saja.

"Manajemen krisis sudah berbeda semuanya. Kalau perlu, kebijakan Perppu, ya Perppu saya keluarkan. Kalau perlu Perpres, Perpres saya keluarkan. Kalau Saudara-saudara punya Peraturan Menteri, keluarkan. Untuk menangani negara, tanggung jawab kita kepada 260 juta rakyat kita," papar Jokowi dengan nada jengkel campur prihatin.

Jokowi pun merinci hal-hal yang masih menjadi PR besar bagi pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi. Mulai dari anggaran senilai Rp75 triliun di Kementerian Kesehatan yang baru terserap 1,53 persen, bansos yang belum tersalurkan 100 persen, dan stimulus ekonomi yang dinilai lambat. Padahal, UMKM sudah megap-megap dan kasus PHK sudah banyak.

"Saya lihat masih banyak kita ini yang seperti biasa-biasa saja. Saya jengkelnya di situ, ini apa enggak punya perasaan? Saya peringatkan, suasana ini krisis," cetus Jokowi.

"Saya harus ngomong apa adanya. Nggak ada progres yang signifikan. Nggak ada. Kalau mau minta Perppu lagi, saya buatin Perppu. Kalau yang sudah ada, belum cukup. Asal untuk rakyat, asal untuk negara, saya pertaruhkan reputasi politik saya," tegasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: